TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Ningbo Intermediate People Cina pada Senin, 24 Februari 2020 menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada warga negara Swedia berdarah Cina, Gui Minhai, atas tuduhan memberikan informasi secara ilegal kepada agen intelijen di luar negeri.
Gui adalah seorang pedagang buku di Hong Kong yang menjual buku-buku kritikan pada pemimpin politik Cina. Dia ditahan oleh Kepolisian Cina pada 2018 oleh aparat kepolisian yang tak berpakaian seragam.
Ilustrasi penjara. Sumber: aa.com.tr
Hubungan Swedia – Cina dalam beberapa bulan terakhir tak harmonis hingga mengarah pada putusan pengadilan yang dijatuhkan pada Senin lalu. Pejabat tinggi Pemerintah Cina menggertak Swedia atas tuduhan mencampuri urusan dalam negeri Cina.
Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde mengatakan Gui seharusnya dibebaskan. Pemerintah Swedia pun meminta diberikan akses kekonsuleran untuk mendukung Gui dan membela agar dia mendapatkan hak-haknya.
“Kami selama ini belum mendapatkan akses (kekonsuleran) atau mengetahui siding-sidang yang berjalan sehingga kami tidak mampu mengevaluasi dakwaan termasuk menawarkan akses legal padanya,” kata Linde.
Pengadilan Ningbo dalam putusan mengatakan Gui, 55 tahun, tidak bisa mengajukan banding atas hukuman yang dijatuhkan padanya. Dia juga telah diminta memulihkan kewarganegaraan Cina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina pada Selasa, 25 Februari 2020, mengatakan hak-hak Gui dan kepentingannya sepenuhnya dijamin. Kunjungan kekonsuleran seperti yang diminta Swedia, harus ditunda karena penyebaran wabah virus corona.
Gui adalah satu dari lima penjual buku laris yang hilang pada Oktober – Desember 2015. Dia terkait dengan sebuah toko buku Hong Kong yang terkenal buku gosip soal para politikus Cina. Buku-buku seperti itu dilarang di Cina, namun produksi dan penjualannya legal di wilayah Hong Kong di bawah jaminan kebebasan berpendapat yang dipunyai Hong Kong saat diserahkan ke Cina oleh Inggris pada 1997.