TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump melontarkan tudingan bahwa pasukan Kurdi, SDF, sengaja melepaskan pra tahanan ISIS dari penjara dan kamp untuk tujuan menyeret kembali AS dalam perang.
Presiden Trump melontarkan pernyataan itu melalui akun Twitter.
"Kurdi mungkin membebaskan beberapa untuk membuat kami terlibat," cuit Trump pada Senin pagi, 14 Oktober 2019, seperti dikutip dari CNN.
Pernyataan Trump ini bertentangan dengan pernyataan sejumlah pejabat top AS. Trump dianggap keliru memberikan pernyataan.
Sebelumnya, presiden Trump dikritik Kongres atas putusan membiarkan pasukan Kurdi bertempur sendirian menghadapi operasi militer Turki. Pasukan Kurdi menyebut AS mengkhianati mereka.
Pasukan Kurdi telah membantu AS memberangus ISIS dari Suriah. Sekitar 11 ribu pasukan Kurdi tewas.
Milisi Angkatan Bersenjata Pembebasan Suriah, kelompok milisi Arab di Suriah yang didukung Turki, dilaporkan secara sengaja membebaskan tahanan ISIS saat pasukan Turki melakukan operasi militer terhadap pasukan Kurdi di timur laut Suriah.
Pentagon pada Senin sore merilis pernyataan Menteri Pertahanan Mark Esper yang bertentangan dengan pernyataan Trump. Esper menuding Turki, bukan Kurdi, yang membebaskan para tahanan ISIS.
"Serangan yang tidak dapat diterima ini juga telah merusak misi multinasional yang sukses mengalahkan ISIS di Suriah, dan hasilnya pelepasan banyak tahanan ISIS yang berbahaya," kata Esper, sebagaimana dilaporkan Business Insider, 14 Oktober 2019.
Menurut otoritas Kurdi, pesawat tempur dan artileri Turki berulang kali menyerang kamp-kamp tahanan, dan membuat sejumlah tahanan ISIS dan 785 orang milisi ISIS melarikan diri.
Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan membantah tudingan pasukan Turki membebaskan tahanan ISIS. Menurutnya, informasi itu salah dan bermaksud memprovokasi AS dan Eropa.