TEMPO.CO, Jakarta - Iran mengumumkan pada Sabtu, 6 April 2024, telah menangkap seorang agen senior dan dua anggota ISIS, yang diduga merencanakan aksi bom bunuh diri menjelang perayaan Idul Fitri pada pekan depan. Kepolisian Iran mengatakan telah meringkus Mohammad Zaker atau “Ramesh” dan dua rekannya di Karaj, sebelah barat ibu kota Teheran. Menurut laporan media Iran, delapan orang lainnya yang menemani ketiga pria tersebut juga ditahan.
ISIS, yang bertentangan dengan sekte Syiah yang dominan di Iran, mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan di Iran pada Januari lalu, yang memakan hampir 100 korban jiwa dan melukai banyak orang lainnya.
Dua ledakan itu terjadi pada sebuah peringatan yang menandai ulang tahun keempat pembunuhan komandan tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Qassem Soleimani, yang dibunuh oleh drone Amerika Serikat di Irak pada 2020.
Di bulan yang sama, Iran menangkap 35 orang, termasuk seorang komandan cabang ISIS-Khorasan (ISIS-K) yang berbasis di Afghanistan, yang dikatakan terkait dengan pengeboman kembar pada 3 Januari di kota Kerman. Kemudian pada 22 Maret, dalam serangan paling mematikan di Rusia dalam 20 tahun, ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas penembakan massal di gedung konser dekat ibu kota Moskow yang menewaskan sedikitnya 144 orang.
Sumber intelijen Amerika Serikat mengatakan ISIS-K telah melancarkan serangan pada 3 Januari di Iran dan penembakan pada 22 Maret 2024 di Moskow. Kantor berita Reuters, mengutip sumber anonim, mengatakan Iran telah memberi tahu Rusia tentang kemungkinan serangan besar sebelum penembakan terjadi.
Pada 2022, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kuil Syiah di Iran yang menewaskan 15 orang. Serangan sebelumnya yang diklaim ISIS termasuk pengeboman kembar pada 2017 yang menargetkan parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
ISIS, yang didirikan oleh Abu Musab al-Zarqawi pada 1999, pernah menduduki sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.
REUTERS
Pilihan editor: Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini