TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Putra Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, Mukhriz Mahathir, mengatakan tidak ada batasan waktu dua tahun mengenai masa jabatan ayahnya.
Baca juga: Mahathir Diminta Tetapkan Waktu Transisi PM kepada Anwar Ibrahim
Mukhriz, yang juga menteri kepala di negara bagian Kedah, Malaysia, mengatakan ini terkait kesepakatan internal di dalam koalisi Pakatan Harapan soal masa jabatan Mahathir sebagai PM.
“Tidak ada kesepakatan bahwa itu harus dua tahun. Mungkin memang ada nuansa ke arah itu tapi tidak dinyatakan dalam kertas ataupun kesepakatan secara verbal,” kata Mukhriz kepada Nikkei Asia Review dan dilansir Channel News Asia pada Jumat, 12 Juli 2019.
Mahathir terpilih kembali sebagai PM setelah sempat pensiun pada awal 2000 setelah menjadi PM sejak era 80an.
Baca juga: Mahathir Bakal Dikudeta? Anwar Ibrahim Menampik
Mahathir diusung oleh koalisi partai Pakatan Harapan, yang dimotori oleh Partai Keadilan Rakyat, Partai Pribumi Bersatu Malaysia dan dua partai lainnya.
Mahathir, yang sebelumnya merupakan tokoh senior di UMNO, menyatakan keluar dari partainya itu karena ada sengketa dengan bekas PM Najib Razak soal dugaan korupsi dana di perusahaan investasi pelat merah 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.
Setelah memenangi pemilu pada Mei 2018, Mahathir memerintahkan pengusutan kasus dugaan korupsi 1MDB, yang menyeret Najib Razak sebagai tersangka.
Baca juga: Mahathir Janji Beri Kursi PM ke Anwar Ibrahim Jika Tugas Selesai
Soal masa jabatan itu, Mahathir mengatakan akan menghormati kesepakatan dengan PH namun tidak menjelaskan kapan dia akan menyerahkan tampuk kepemimpinan.
Soal ini, Ketua Umum PKR, Anwar Ibrahim, yang disebut-sebut sebagai calon penggantinya, meminta publik Malaysia memberi ruang yang cukup untuk Mahathir melaksanakan tugasnya.
Dalam wawancara bulan lalu dengan CNBC, Mahathir mengatakan dia tidak akan melanjutkan masa jabatan PM melebihi tiga tahun.
Baca juga: Mahathir Tanggapi Anwar Ibrahim Soal Ketua KPK Malaysia
Pernyataan Mukhriz ini juga mengkontradiski pernyataan dari tokoh PKR bahwa ada kesepakatan pada 7 Januari 2019 bahwa Mahathir akan menjadi PM selama dua tahun dan akan digantikan oleh Anwar Ibrahim.
“Dia (Mahathir) harus diberi waktu yang uckup untuk melakukan apa yang dia ingin lakukan. Meskipun kita akui umurnya sudah sepuh, tapi dia tidak menunjukkan tanda melambat,” kata dia.