TEMPO.CO, Brussel – Uni Eropa menetapkan diplomat bekas bankir keturunan Spanyol – Uruguay sebagai utusan ke Venezuela.
Baca juga: Amerika Boikot Konferensi Perlucutan Senjata karena Venezuela
Diplomat Enrique Iglesias diharapkan menjadi perantara antara UE dan Venezuela dan bisa membantu menyelesaikan krisis politik yang sedang terjadi di negara eksportir minyak itu.
“Iglesias dianggap memiliki kontak dan tahu cara bicara kepada Maduro dan Guaido serta kelompok politik lain di sana,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 28 Mei 2019.
Baca juga: Isu Kudeta, Venezuela Minta Rakyat Melawan Amerika Serikat
Presiden Vanezuela, Nicolas Maduro, mengalami tekanan politik dari pemimpin oposisi Juan Guaido, yang menobatkan dirinya sebagai Presiden interim. Guaido menuding Maduro memenangkan pemilu 2018 dengan cara curang.
UE dan Amerika Serikat mendukung Guaido, yang juga mendapat sokongan dari sejumlah negara Amerika Latin.
Sedangkan Maduro mendapat dukungan Cina, Rusia, dan Kuba. Rusia telah mengirim seratus personil militer untuk melatih militer Venezuela. Sedangkan Cina memberikan bantuan medis.
Baca juga: Anerika Mengincar Perusahaan yang Berbisnis dengan Venezuela
UE berharap mediasi oleh Iglesias ini bakal berujung digelarnya pemilu baru untuk memilih Presiden. Usulan ini telah ditolak sebelumnya Maduro, yang mengatakan pemilu baru akan digelar pada 2024.
Saat ini, UE memimpin krisis grup internasional dengan sejumlah negara Amerika Selatan. Iglesias diharapkan bisa meyakinkan Maduro untuk mundur dan digelarnya pemilu.
Saat ini, Maduro mendapat dukungan dari militer sehingga bisa berkuasa di tengah terjadinya kemunduran ekonomi dan krisis kemanusiaan. Guaido telah meminta pemimpin militer untuk mendukung oposisi namun permintaan ini masih ditolak.
Baca juga: Dubes Amerika di Venezuela Sebut Jet Tempur Rusia Barang...
Iglesias merupakan bekas menteri Luar Negeri Uruguay. Dia juga perngah menjabat sebagai Presiden Inter-American Development Bank.
UE juga berharap AS bakal mendukung upaya diplomasi damai untuk menyelesaikan ini. Krisis grup UE ini beranggotakan Inggris, Prancis, dan Jerman.
Namun, beberapa komentator di AS memprediksi Presiden AS, Donald Trump, bakal memilih opsi militer terhadap Venezuela. Ini karena tekanan ekonomi dan diplomasi terlihat gagal untuk menjatuhkan Maduro dari posisi Presiden.
Baca juga: Amerika Serikat dan Rusia Bawa Perang Dingin ke Venezuela
Media New Europe melansir penunjukan Iglesias ini dilakukan oleh Kepal Kebijakan Luar Negeri UE, Federica Mogherini. “Penunjukkan diharapkan bisa meningkatkan komunikasi politik mengenai situasi di Venezuela,” begitu dilansir New Eropa.