TEMPO.CO, Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan pengembangan pasukan luar angkasa atau Russian Aerospace Forces untuk menghadapi serangan senjata hipersonik.
Baca:
Senjata hipersonik memiliki kecepatan melebihi lima kali kecepatan suara. Putin mengatakan pengembangan pasukan luar angkasa ini perlu dilakukan mendului kemampuan negara lain, yang mencoba mengadopsi teknologi senjata hipersonik.
“Kita tahu dengan pasti bahwa saat ini hanya Rusia yang memiliki senjata hipersonik. Tapi kita juga tahu negara-negara terkemuka dunia akan memperoleh senjata itu cepat atau lambat,” kata Putin seperti dilansir Sputnik News pada Senin, 13 Mei 2019.
Baca:
Putin juga mengatakan keputusan Amerika Serikat untuk keluar dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah atau Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty pada 2019 perlu dipertimbangkan dalam menyusun kekuatan militer negara di masa depan.
Putin juga menyebut sejumlah pencapaian dari Russian Aerospace Forces seperti kelarnya uji coba sistem pertahanan udara S-350E Vityaz.
Menurut dia, sistem ini bisa meningkatkan efektifitas melawan serangan senjata presisi dan meningkatkan kemampuan rudal.
Baca:
Putin mengatakan sistem pertahanan moderen mencapai 82 persen dari total persenjataan pasukan strategis Rusia.
Pemerintah AS mengumumkan rencana penarikan diri dari INF Treaty pada Februari 2019. Washington beralasan, seperti dilansir CNN, Rusia telah melanggar sejumlah kesepakatan dengan melakukan uji coba rudal yang memiliki jangkauan yang terlarang dalam perjanjian itu.
Perjanjian INF Treaty ini ditandatangani pada era Uni Sovyet dan Amerika pada 1987. Perjanjian ini melarang semua jenis rudal balistik berbasis darat dan rudal jelajah yang memiliki kisaran 500 – 5.500 kilometer.