TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi HAM PBB yang memimpin penyelidikan internasional pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi menemukan bukti Khashoggi merupakan korban sebuah kebrutalan dan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh orang-orang suruhan pejabat Kerajaan Arab Saudi.
Ketua investigator HAM PBB, Agnes Callamard mengatakan tiga anggota timnya bisa mengakses ke materi mengerikan yang diperoleh dari agen-agen intelijen Turki. HAM PBB dalam keterangannya menyebut Kerajaan Arab Saudi telah secara serius menghalang-halangi upaya Turki menginvestigasi pembunuhan Khashoggi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Baca: Terungkap, Percakapan MBS Berniat Tembak Mati Jamal Khashoggi
“Waktu dan akses yang sangat tidak memadai diberikan kepada penyelidik Turki untuk melakukan pemeriksaan, pencarian dan olah TKP serta pencarian sesuai standar investigasi internasional,” kata Callamard, seperti dikutip aljazeera.com, Jumat, 8 Februari 2019.
Pendemo memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS
Callamard tak bisa menutupi kekhawatirannya atas kemungkinan ketidakadilan yang bakal dialami 11 terduga eksekutor pembunuh Khashoggi yang menghadapi persidangan di Kerajaan Arab Saudi. Callamard kemungkinan akan memaparkan laporan akhirnya ke Dewan HAM PBB pada Juni 2019.
Baca: Rekaman Percakapan Detik-detik Pembunuhan Jamal Khashoggi
Khashoggi sejak mengasingkan diri ke Virginia, Amerika Serikat, rutin menulis kolom di Washington Post. Tulisan-tulisannya dikenal suka mengkritisi Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dia dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu, jasadnya sampai sekarang belum ditemukan. Intelijen Amerika Serikat sangat yakin Putra Mahkota Mohammed bin Salman otak yang memerintahkan pembunuhan.
Riyadh menyangkal tuduhan intelijen Amerika Serikat itu dengan mengatakan elemen-elemen jahat Arab Saudi telah bertindak semaunya. Sebelumnya pada Rabu, 6 Februari 2019, Wall Street Journal melaporkan Riyadh sedang mencoba melawan penilaian CIA yang menyimpulkan Mohammed bin Salman diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Khashoggi ini.