Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Intelijen Amerika Berbeda Pendapat dengan Presiden Trump

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats
Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats
Iklan

TEMPO.CO, Washington – Pimpinan lembaga intelijen Amerika Serikat berbeda pandangan dengan Presiden Donald Trump mengenai sejumlah isu penting seperti Korea Utara, Iran dan Suriah.

Baca:

Mereka juga mengatakan Cina dan Rusia sebagai dua negara ancaman terbesar bagi AS. Kedua negara ini semakin erat bekerja sama dibanding beberapa dekade sebelumnya.

“Cina, Rusia, dan Korea Utara, semakin meningkatkan penggunaan operasi siber untuk mengancam pikiran dan mesin dengan mengembangkan sejumlah cara, mencuri informasi, mempengaruhi warga negara kita, dan mengganggu infrastruktur penting,” kata Dan Coats, direktur Intelijen Nasional, dalam penjelasan di Komite Intelijen Senat AS pada Selasa, 29 Januari 2018.

Baca:

Dan Coats menambahkan,”Hubungan Moskow dan Beijing semakin dekat dibandingkan beberapa dekade sebelumnya.”

Dalam pertemuan ini, Coats didampingi Direktur CIA, Gina Haspel, Direktur FBI, Christopher Wray, Direktur National Security Agency Jenderal Paul Nakasone, Direktur Defense Intelligence Agency Jenderal Robert Ashley and Direktur National Geospatial-Intelligence Director Robert Cardillo.

Penjelasan pimpinan intelijen ini berbeda dengan sejumlah pernyataan Trump sebelumnya mengenai bahaya Rusia terhadap pemilu AS dan institusi demokrasi, ancaman ISIS di Suriah, dan komitmen Korea Utara untuk denuklirisasi.

Baca:

 
 

Intelijen, misalnya, mengatakan, mereka telah melindungi pemilu sela 2018 dari gangguan luar. Tapi mereka memprediksi bakal ada serangan lebih canggih dan baru untuk pemilu Presiden 2020.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Coats mengatakan musuh-musuh AS bakal,”Menggunakan operasi pengaruh di online untuk mencoba melemahkan institusi demokrasi, melemahkan kemitraan dan sekutu, dan mengubah kebijakan.”

Soal Korea Utara, Coats mengatakan negara komunis tertutup itu sepertinya tidak akan menyerahkan senjata nuklirnya. Sebelumnya, Trump mengatakan Korea Utara bukan lagi sebuah ancaman.

Baca:

Coats juga mengatakan ISIS akan terus mencoba menyerang dari Suriah dan Irak terhadap musuh-musuhnya dari Barat dan regional termasuk AS. Trump sebelumnya mengumumkan penarikan pasukan AS dari Suriah dengan alasan AS telah mengalahkan kelompok teroris.

Intelijen AS juga mengatakan Iran tidak mengembangkan senjata nuklir yang bertentangan dengan perjanjian nuklir 2015. Namun, Teheran telah mengancam akan membalik sejumlah komitmen yang dibuat setelah Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada 2018.

Pada saat yang sama, ABC News melansir, Coats mengatakan sejumlah negara sekutu justru menjauh karena perubahan kebijakan perdagangan dan keamanan AS. 

“Sejumlah sekutu dan mitra AS menjadi lebih independen dari Washington sebagai respon terhadap perubahan kebijakan AS mengenai keamanan dan perdagangan dan menjadi lebih terbuka terhadap kemitraan bilateral dan multilateral,” kata Coats.

Menanggapi ini, sejumlah senator mengungkapkan kekhawatirannya. “Kerja sama yang meningkat antara Rusia dan Cina, yang tidak terjadi selama waktu yang lama, bisa menjadi hal yang sangat besar bagi AS,” kata Angus King, senator independen yang terafiliasi dengan Partai Demokrat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

18 menit lalu

Personil Penjaga Pantai Filipina menyiapkan spatbor karet setelah kapal Penjaga Pantai Tiongkok menghalangi jalan mereka menuju misi pasokan di Second Thomas Shoal di Laut Cina Selatan, 5 Maret 2024. REUTERS/Adrian Portugal
Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

Perseteruan Cina dan Filipina memperebutkan dua fitur di Laut Cina Selatan kian sengit.


Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

3 jam lalu

Foto udara Pulau Thitu yang diduduki Filipina, yang secara lokal dikenal sebagai Pag-asa, di Kepulauan Spratly yang diperebutkan, Laut Cina Selatan, 9 Maret 2023. Thitu di rantai pulau Spratly adalah pos terdepan Manila yang terbesar dan paling penting secara strategis di Laut Cina Selatan. REUTERS/Eloisa Lopez
Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

Diplomat Cina disarankan angkat kaki dari Manila yang menggambarkan naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan


Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

1 hari lalu

Salah satu orang terkaya di Singapura versi Forbes 2024, Li Xiting. Foto: Mindray
Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.


Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

1 hari lalu

Saycuan hotpot &bbq/Saycuan
Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina


Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

2 hari lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel ketika pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Rafah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 7 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah


Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

2 hari lalu

Ilustrasi visa (Pixabay)
Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis


Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

2 hari lalu

Ilustrasi pelayanan restoran. Shutterstock
Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.


Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

2 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan penghargaan kepada seorang tentara yang terluka saat ia mengunjungi Rumah Sakit Universitas Staten Island, tempat tentara Ukraina dirawat karena cedera perang, di New York, AS, 18 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.


Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Tiongkok 4 November 2022. Kay Nietfeld/Pool via REUTER
Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.


Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

2 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan pengadilan Kriminal Manhattan setelah sidang dalam persidangan uang tutup mulut yang akan datang, di New York City, AS, 25 Maret 2024. Curtis Means/Pool via REUTERS
Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.