TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Korea Utara melakukan pembicaraan langsung secara diam-diam terkait persiapan penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Pembicaraan langsung ini memperlihatkan adanya kemajuan positif terkait rencana pertemuan itu.
Direktur Agen Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA, Mike Pompeo, mengatakan kepada CNN pada Minggu, 8 April 2018 waktu setempat, pihaknya dan satu tim di CIA telah bekerja melalui dukungan kanal intelijen untuk membuat persiapan bagi penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi. Pejabat intelijen Amerika Serikat dan Korea Utara telah melakukan pembicaraan secara langsung beberapa kali, bahkan bertemu satu kali di negara ketiga untuk mendiskusikan tempat berlangsungnya pembicaraan tingkat tinggi.
Baca: Amerika Beri Korea Utara Sanksi Keras Sepihak, Cina Meradang
Kombinasi foto Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dengan Presiden Amerika Serika Donald Trump. Pertemuan Kim Jong Un dengan Trump pada akhir Mei besok, guna membahas kesepakatan penghapusan senjata nuklir dari Semenanjung Korea. REUTERS/KCNA handout via Reuters/File Photo & REUTERS/Lucas Jackson/File Photo
Meski rezim Korea Utara tidak mendeklarasikan secara terbuka undang dari Kim Jong-un untuk bertemu Trump, sejumlah sumber mengatakan Korea Utara sudah menerima jawaban bahwa undangan pertemuan itu diterima dengan baik oleh Trump. Dalam undangan itu, Pyongyang pun menegaskan keinginan Kim Jong-un untuk mendiskusikan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Baca:Korea Utara Ingin Pertemuan dengan Trump di Pyongyang
Pertemuan antara Trump dan Kim Jong-un untuk pertama kalinya ini masih dipersiapkan oleh anggota intelijen kedua negara. Segera setelah lokasi pertemuan disetujui kedua belah pihak, maka tanggal pasti pertemuan akan secepatnya ditentukan dan agenda pembicaraan pun disusun lebih detail.
Korea Utara telah mengajukan permintaan agar pertemuan dilakukan di ibukota Pyongyang, tetapi masih belum diperoleh kepastian apakah Amerika Serikat menerima permintaan itu. Sebuah sumber mengatakan ibukota Mongolia, Ulaan Baatar telah disebut sebagai tempat paling potensial untuk pertemuan Trump dan Kim Jong-un