Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Militer AS Kembangkan Eksoskeleton untuk Ciptakan Tentara Super

image-gnews
Seorang tentara AS mengikuti latihan menembak di Adazi, Latvia, 11 November 2016. Latihan menembak ini merupakan bagian dari operasi AS
Seorang tentara AS mengikuti latihan menembak di Adazi, Latvia, 11 November 2016. Latihan menembak ini merupakan bagian dari operasi AS "Atlantic Resolve". REUTERS/Ints Kalnins
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat berinvestasi jutaan dolar AS untuk menciptakan tentara super menggunakan teknologi eksperimental yang dikenal sebagai eksoskeleton dengan tujuan membuat tentara kuat dan lebih tangguh

Teknologi ini sedang dikembangkan oleh Lockheed Martin Corp dengan lisensi dari perusahaan Kanada, B-TEMIA, yang pertama kali mengembangkan exoskeleton untuk membantu orang-orang dengan kesulitan mobilitas yang menderita penyakit seperti multiple sclerosis dan osteoarthritis yang parah.

Baca: Militer Indonesia Peringkat 15, Cina 3, Amerika 1

Seperti mengenakan celana, eksoskeleton dioperasikan dengan baterai menggunakan seperangkat sensor, kecerdasan buatan dan teknologi lainnya untuk membantu gerakan alami.

Keith Maxwell, Senior Product Manager Exoskeleton Technologies di Lockheed Martin, memperagakan eksoskeleton selama demonstrasi dan diskusi eksoskeleton, di Washington, AS, 29 November 2018. [REUTERS / Al Drago]

Bagi militer AS, daya tarik teknologi tersebut sudah jelas, yakni membantu tentara di zona perang. Teknologi eksoskeleton membantu tentara membawa peralatan berat namun sangat penting dalam pertempuran seperti pelindung tubuh, kacamata nightvision, dan radio canggih. Secara keseluruhan, peralatan ini bisa mencapai bobot 40 sampai 64 kilogram, padahal batas yang direkomendasikan hanya 23 kilogram.

Baca: Saingi Rusia, Militer Amerika Serikat Kembangkan Tank Robot

"Ini berarti ketika orang benar-benar harus bertempir, mereka pasti kelelahan," kata Paul Scharre dari Center for a New American Security (CNAS), institusi yang melakukan serangkaian studi tentang eksoskeleton dan peralatan canggih lainnya, seperti dilaporkan oleh Reuters, 4 Desember 2018.

"Tantangan mendasar yang kami hadapi dengan pasukan infantri adalah mereka membawa terlalu banyak beban," tambah Paul.

Keith Maxwell, Senior Product Manager Exoskeleton Technologies di Lockheed Martin, memperagakan eksoskeleton selama demonstrasi dan diskusi eksoskeleton, di Washington, AS, 29 November 2018. [REUTERS / Al Drago]

Lockheed Martin mengatakan CNAS memenangkan penghargaan dari U.S. Army Natick Soldier Research, Development and Engineering Center untuk penelitian dan mengembangkan exoskeleton, yang disebut ONYX senilai US$ 6,9 juta atau Rp 98 miliar, disertai perjanjian kerja sama selama dua tahun.

Berdasarkan keterangan situsnya www.cnas.org, CNAS melakukan riset tentang pelindung tubuh modern dan perlindungan lebih baik kepada infanteri militer AS. CNAS bertujuan menciptakan tentara super yang memiliki ketahanan tempur melalui risetnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Amerika Serikat Siap Unjuk Kekuatan Militer Lawan Cina di Pasifik

Keith Maxwell, manajer teknologi eksoskeleton di Lockheed Martin Missiles and Fire Control, mengatakan orang-orang dalam uji coba perusahaannya yang mengenakan exoskeleton menunjukkan daya tahan jauh lebih tinggi.

"Anda harus bertempur dengan tubuh segar. Anda tidak boleh lelah," kata Maxwell.

Maxwell, yang menunjukkan prototipe, mengatakan setiap unit eksoskelelton diperkirakan menelan biaya puluhan ribu dolar.

Sistem fokus medis B-TEMIA, yang disebut Keeogo, dijual di Kanada sekitar 39.000 dolar Kanada atau Rp 420 juta, kata juru bicara perusahaan Pamela Borges.

Keith Maxwell, Senior Product Manager Exoskeleton Technologies di Lockheed Martin, memperagakan eksoskeleton selama demonstrasi dan diskusi eksoskeleton, di Washington, AS, 29 November 2018. [REUTERS / Al Drago]

Amerika Serikat bukan satu-satunya negara yang memanfaatkan teknologi eksoskeleton.

Samuel Bendett di Pusat Analisis Angkatan Laut, pusat penelitian dan pengembangan AS yang didanai pemerintah federal, mengatakan Rusia dan Cina juga berinvestasi dalam teknologi eksoskeleton, secara paralel dengan kemajuan AS.

Terutama Rusia sedang mengerjakan beberapa versi eksoskeleton, termasuk yang baru-baru ini diuji di Suriah, kata Bendett.

Baca: Militer Cina dan Rusia Bersatu Hadapi Amerika?

Analisis CNAS dari eksoskeleton adalah bagian dari teknologi generasi mendatang yang dapat membantu militer Amerika Serikat menciptakan tentara super, bersama helm yang lebih baik untuk melindungi personel dari cedera ledakan hingga teknologi robotik pengenalan rekan tim untuk membantu infanteri di zona perang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

11 jam lalu

Suasana sekolah Shadia Abu Ghazaleh yang rusak setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 15 Desember 2023. REUTERS/Abed Sabah
Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.


OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

20 jam lalu

Anak-anak bermain dengan senjata anti-serangan pesawat udara  di Leer town, Sudan Selatan (8/5). Pemandangan memilukan seperti mayat-mayat di sumur, rumah-rumah dibakar, dan balita yang kelaparan terlihat di kawasan Leer ini.   (AP Photo/Josphat Kasire)
OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.


Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

2 hari lalu

Anggota Brigade Pencarian dan Penyelamatan Israel berpartisipasi dalam pawai intensif setelah itu mereka akan menerima baret brigade mereka, di Latrun, Israel, 1 Februari 2024. Tentara perempuan ditugaskan sebagai pilot militer, di unit angkatan laut dan di infanteri, berlatih dengan rekan laki-laki dan bertugas di bawah kondisi yang sama.  REUTERS/Ronen Zvulun
Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah


Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, 11 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.


Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

3 hari lalu

David McBride. AAP/Mick Tsikas
Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan


Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

4 hari lalu

Perwira Angkatan Darat Mayor Harrison Mann. foxnews.com
Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.


Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Andrei Belousov. REUTERS
Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.


Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

5 hari lalu

Tentara Jepang melakukan operasi penyelamatan di sebuah rumah yang runtuh akibat gempa bumi di Suzu, prefektur Ishikawa, Jepang, 3 Januari 2024.  Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang/HANDOUT via REUTERS A
Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.


Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

8 hari lalu

Korps Marinir Indonesia (KORMAR), dan Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) melaksanakan Latihan Pengintaian (RECONEX) Indonesia pada 24 April hingga 10 Mei di Antralina, Sukabumi. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta
Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir


Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

8 hari lalu

Seorang anak Palestina melihat lokasi serangan Israel di sebuah rumah yang hancur, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. Otoritas Palestina mengatakan bahwa lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023. REUTERS/Hatem Khaled
Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas