TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat berencana untuk unjuk kekuatan di perairan sengketa Laut Cina Selatan hingga Selat Taiwan sebagai peringatan kepada Cina serta mempertegas kemampuan Amerika Serikat melawan musuh.
Dilansir dari Insider, 5 Oktober 2018, Armada Pasifik AS telah mengusulkan serangkaian operasi pada November dengan tujuan memberi sinyal kepada Cina dengan memperlihatkan kapal perang dan pesawat Amerika sebagai tanda kekuatan militer AS diperairan yang disengketakan, lapor CNN pada Rabu 3 Oktober, mengutip beberapa pejabat pertahanan
Dengan asumsi rencana tersebut disetujui, operasi akan dilakukan selama satu minggu. Akan tetapi, perencanaannya masih dalam pertimbangan dan akan membutuhkan masukan dari badan intelijen mengenai kemungkinan reaksi dari Cina dan pihak internasional lainnya, yang ditimbang dari Strategi Pertahanan Nasional dan pernyataan bahwa AS sekali lagi berada di era persaingan kekuatan besar dengan Rusia dan Cina.
Baca: 3 Latihan Perang Terbesar Sepanjang Tahun 2018
Minggu lalu, AS telah mengirimkan dua buah B-52H Stratofortress, pesawat pengebom jarak jauh untuk melintasi Laut Cina Selatan. Penerbangan-penerbangan itu segera diikuti oleh latihan militer gabungan dimana pilot B-52 bergabung dengan jet tempur Jepang melewati Laut Cina Timur dan Laut Jepang.
Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua
Cina menyebut penerbangan itu provokatif dan memperingatkan AS beberapa hari kemudian dengan militer Cina yang melakukan latihan menembak langsung di Laut Cina Selatan.
Pada Minggu, Kapal perusak AS yang dilengkapi rudal kendali, Arleigh Burke, berlayar di dekat Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. Selama operasi rutin tersebut, sebuah kapal perusak Cina yang juga dilengkapi rudal kendali, Luyang II Cina, menantang kapal AS.
Dalam dua minggu terakhir, AS dan Cina telah membatalkan beberapa pertemuan militer tingkat tinggi yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan. Sementara beberapa pengamat menyatakan keprihatinannya, mereka juga mencatat bahwa situasi sedang meningkat ke tingkat yang semakin berbahaya.
Baca: Cina Perkuat Otot Militer di Laut dengan Pesawat Amfibi
Menteri Pertahanan Jim Mattis mengatakan Amerika Serikat dan Cina hanya perlu belajar memilah perbedaan mereka dan mencari cara mengelola hubungan untuk menyelesaikan masalah dua negara.
Menurut Armada Pasifik, Cina menjadi lebih agresif apalagi dalam hubungan bilateral Amerika Serikat-Cina, khususnya masalah yang berkaitan dengan sanksi, perdagangan, dan Taiwan.
INSIDER | SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA