TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah gejolak atas pembunuhan Jamal Khashoggi, beberapa anggota keluarga kerajaan Arab Saudi berupaya mencegah Putra Mahkota Mohammed bin Salman menjadi raja.
Tiga sumber yang dekat dengan istana kerajaan mengatakan, seperti dilaporkan dari Reuters, 20 November 2018, puluhan pangeran dan sepupu dari akar keluarga Al Saud ingin melihat perubahan dalam garis suksesi, tetapi tidak akan bertindak lebih jauh ketika Raja Salman yang berusia 82 tahun masih hidup. Mereka mengakui bahwa raja tidak mungkin berbalik melawan putra kesayangannya tersebut.
Baca: Pejabat CIA Klaim MBS Perintahkan Pembunuhan Jamal Khashoggi
Sebaliknya, mereka mendiskusikan kemungkinan lain setelah kematian raja, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, 76 tahun, adik Raja Salman dan paman Mohammed bin Salman, dapat mengambilalih tahta, menurut sumber tersebut.
Pangeran Ahmed bin Abdulaziz. [Fahad Shadeed/Reuters]
Pangeran Ahmed, satu-satunya saudara laki-laki Raja Salman yang masih hidup, akan mendapat dukungan dari anggota keluarga kerajaan, aparat keamanan dan beberapa kekuatan Barat, salah satu sumber Arab Saudi mengungkapkan.
Pangeran Ahmed kembali ke Riyadh pada Oktober setelah dua setengah bulan di luar negeri. Selama di London, ia mengkritik kepemimpinan Arab Saudi. Dia adalah salah satu dari hanya tiga orang di Dewan Shura, yang terdiri dari anggota senior keluarga yang berkuasa dan menentang MBS menjadi putra mahkota pada 2017.
Baca: Kasus Jamal Khashoggi Terungkap, Raja Salman Pidato Pertama Kali
Baik Pangeran Ahmed maupun wakilnya tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Pejabat di Riyadh belum menanggapi permintaan dari Reuters untuk mengomentari masalah suksesi.
Keluarga Al Saud terdiri dari ratusan pangeran. Tidak seperti monarki Eropa yang khas, tidak ada suksesi otomatis dari ayah ke putra sulung. Sebaliknya, tradisi kesukuan kerajaan menentukan bahwa raja dan anggota keluarga senior dari masing-masing cabang memilih ahli waris yang mereka anggap paling sesuai untuk memimpin.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud berbincang dengan putranya, Pangeran Mohammed bin Salman. REUTERS
Pejabat senior AS telah mengindikasikan kepada penasehat Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir bahwa mereka akan mendukung Pangeran Ahmed, yang menjadi wakil menteri dalam negeri selama hampir 40 tahun, sebagai calon pengganti, menurut sumber Saudi yang mengetahui hal ini.
Sumber-sumber Saudi ini mengatakan mereka yakin bahwa Pangeran Ahmed tidak akan mengubah atau membalikkan salah satu reformasi sosial atau ekonomi yang diberlakukan oleh MBS, dan akan menghormati kontrak militer yang telah berjalan dan akan memulihkan persatuan keluarga.
Baca: 4 Sisi Gelap Putra Mahkota Mohammed bin Salman
Seorang pejabat senior AS mengatakan Gedung Putih tidak terburu-buru untuk menjatuhkan putra mahkota dari garis suksesi meski ada tekanan dari anggota parlemen dan penilaian CIA bahwa MBS memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi. Namun itu bisa berubah setelah Trump mendapat laporan pasti tentang pembunuhan dari intelijen.
Presiden Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. [Reuters]
Pejabat itu juga mengatakan Gedung Putih melihat Raja Salman tampak membela putranya dalam sebuah pidato hari Senin di Riyadh dan tidak menyebut langsung soal pembunuhan Khashoggi, namun memuji Jaksa Agung Arab Saudi.
Sumber-sumber Arab Saudi mengatakan pejabat AS telah berpaling dari MBS bukan hanya karena dugaan keterlibatan pembunuhan Khashoggi, tetapi MBS juga menginginkan pasokan senjata alternatif dari Rusia.
Baca: Jamal Khashoggi Tewas, PM Israel Minta AS Tetap Dukung MBS
Dalam sebuah surat tertanggal 15 Mei yang diperoleh Reuters, Mohammed bin Salman meminta agar kementerian pertahanan Arab Saudi fokus pada pembelian sistem senjata dan peralatan, serta mendapatkan pelatihan militer termasuk sistem pertahanan udara Rusia S-400.