TEMPO.CO, Moskow – Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut klaim pemerintah Belanda bahwa peretas dari intelijen militer negara itu berusaha meretas jaringan komputer di kantor Organization for the Prohibition of Chemical Weapons sebagai ‘mania mata-mata’. OPCW merupakan lembaga pengawas terhadap penggunaan senjata kimia.
Baca:
“Mania mata-mata ala Barat mulai mendapat momentum,” begitu pernyaan singkat dari Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir kantor berita TASS pada Kamis, 4 Oktober 2018 waktu setempat.
Seperti dilansir Sputnik News, Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld, menggelar jumpa pers menuding empat petugas intelijen militer GRU Rusia berusaha meretas jaringan komputer OPCW. Upaya ini berhasil dicegah oleh dinas intelijen militer Belanda dan aparat keamanan.
Baca:
Ada empat nama yang disebut sebagai peretas dari Rusia yaitu Alexey Morenets, Yevgeny Serebryakov, Oleg Sotnikov dan Alexey Minin. Mereka berupaya melakukan peretasan itu pada 13 April 2018 dan telah diusir keluar Belanda pada hari yang sama.
Menurut Bijleveld, kementerian Luar Negeri Belanda telah memanggil Alexander Shulgin, yang merupakan duta besar Rusia untuk Belanda dan utusan untuk OPCW, mengenai upaya peretasan itu. Dia meminta Rusia menghentikan semua aktivitas peretasan yang ditujukan untuk melemahkan sistem demokrasi negara-negara Barat.
Baca:
Menurut Bijleveld, keempat peretas Rusia memiliki sebuah mobil yang penuh dengan perlengkapan elektronik terparkir di sebuah hotel dekat dengan kantor pusat OPCA di The Hague.
Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld. Reuters via Manila Buletin
Keempatnya juga dituding berupaya mendapat informasi mengenai insiden tertembaknya pesawat MH17 milik Malaysia di Ukraina beberapa waktu lalu. Ini diketahui dari isi salah satu laptop yang dimiliki peretas.
Baca:
Menurut seorang pejabat Kemenlu Rusia seperti dilansir Sputnik News, tudingan Belanda bahwa perwira intelijen GRU meretas OPCW tidak benar.
“Tidak ada peretasan itu dan tidak bisa terjadi. Tuduhan-tuduhan ini tidak terkait dengan Konvensi Senjata Kimia atau organisasinya. Ini terkait dengan kebijakan jorok beberapa negara Barat. Kenapa juga kita meretas semuanya? Kita punya akses, jaringan komputer itu terbuka untuk kita. Ini hal lain yang tidak masuk akal saja,” kata pejabat yang tidak disebut identitasnya itu.
Seorang anggota parlemen asal Belgia, Frank Creyelman, mengatakan tudingan Rusia mencampuri urusan negara-negara Eropa semakin konyol. “Tuduhan bahwa Rusia terlibat dengan semua hal yang keliru di Eropa terlihat semakin konyol bagi saya. Pemerintah Rusia sepertinya tidak punya kerjaan lain selain mencampuri urusan negara negara lain... seukuran Belanda,” kata dia sambil mengatakan orang Rusia juga bertanggung jawab dengan musnahnya dinosaurus dan tenggelamnya kapal Titanic serta Presiden Vladimir Putin membunuh anjing tetangganya.