Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belanda Tuding Soal Peretasan, Rusia Sebut 'Mania Mata-mata'

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Otoritas Belanda merilis foto 4 agen intelijen Rusia , peretas pemantau senjata kimia sebulan setelah kasus keracunan di Salisbury, Inggris yang diusir dari Belanda. [Daily Mail}
Otoritas Belanda merilis foto 4 agen intelijen Rusia , peretas pemantau senjata kimia sebulan setelah kasus keracunan di Salisbury, Inggris yang diusir dari Belanda. [Daily Mail}
Iklan

TEMPO.CO, Moskow – Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut klaim pemerintah Belanda bahwa peretas dari intelijen militer negara itu berusaha meretas jaringan komputer di kantor Organization for the Prohibition of Chemical Weapons sebagai ‘mania mata-mata’. OPCW merupakan lembaga pengawas terhadap penggunaan senjata kimia.

Baca:

 

“Mania mata-mata ala Barat mulai mendapat momentum,” begitu pernyaan singkat dari Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir kantor berita TASS pada Kamis, 4 Oktober 2018 waktu setempat.

Seperti dilansir Sputnik News, Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld, menggelar jumpa pers menuding empat petugas intelijen militer GRU Rusia berusaha meretas jaringan komputer OPCW. Upaya ini berhasil dicegah oleh dinas intelijen militer Belanda dan aparat keamanan.

Baca:

 

Ada empat nama yang disebut sebagai peretas dari Rusia yaitu Alexey Morenets, Yevgeny Serebryakov, Oleg Sotnikov dan Alexey Minin. Mereka berupaya melakukan peretasan itu pada 13 April 2018 dan telah diusir keluar Belanda pada hari yang sama.

Menurut Bijleveld, kementerian Luar Negeri Belanda telah memanggil Alexander Shulgin, yang merupakan duta besar Rusia untuk Belanda dan utusan untuk OPCW, mengenai upaya peretasan itu. Dia meminta Rusia menghentikan semua aktivitas peretasan yang ditujukan untuk melemahkan sistem demokrasi negara-negara Barat.

Baca:

 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Bijleveld, keempat peretas Rusia memiliki sebuah mobil yang penuh dengan perlengkapan elektronik terparkir di sebuah hotel dekat dengan kantor pusat OPCA di The Hague.

Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld. Reuters via Manila Buletin

Keempatnya juga dituding berupaya mendapat informasi mengenai insiden tertembaknya pesawat MH17 milik Malaysia di Ukraina beberapa waktu lalu. Ini diketahui dari isi salah satu laptop yang dimiliki peretas.

Baca:

 

Menurut seorang pejabat Kemenlu Rusia seperti dilansir Sputnik News, tudingan Belanda bahwa perwira intelijen GRU meretas OPCW tidak benar.

“Tidak ada peretasan itu dan tidak bisa terjadi. Tuduhan-tuduhan ini tidak terkait dengan Konvensi Senjata Kimia atau organisasinya. Ini terkait dengan kebijakan jorok beberapa negara Barat. Kenapa juga kita meretas semuanya? Kita punya akses, jaringan komputer itu terbuka untuk kita. Ini hal lain yang tidak masuk akal saja,” kata pejabat yang tidak disebut identitasnya itu.

Seorang anggota parlemen asal Belgia, Frank Creyelman, mengatakan tudingan Rusia mencampuri urusan negara-negara Eropa semakin konyol. “Tuduhan bahwa Rusia terlibat dengan semua hal yang keliru di Eropa terlihat semakin konyol bagi saya. Pemerintah Rusia sepertinya tidak punya kerjaan lain selain mencampuri urusan negara negara lain... seukuran Belanda,” kata dia sambil mengatakan orang Rusia juga bertanggung jawab dengan musnahnya dinosaurus dan tenggelamnya kapal Titanic serta Presiden Vladimir Putin membunuh anjing tetangganya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

5 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

1 hari lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

1 hari lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

1 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

1 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

2 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

2 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.