TEMPO.CO, Jakarta - Maria Butina, warga Rusia dan aktivis hak untuk memiliki senjata didakwa melakukan konspirasi dan kegiatan intelijen oleh pengadilan di Washington, D.C Amerika Serikat untuk kepentingan Rusia.
Butina, 29 tahun, menghadiri persidangan perdananya paa Rabu, 18 Juli 2018 untuk mendengarkan dakwaan jaksa.
Baca: Pengadilan Amerika Mendakwa 12 Petugas Intelijen Rusia
Juri pengadilan menyetujui dua dakwaan terhadap Butina, konspirasi dan agen intelijen asing.
FBI menuduh Butina bekerja sama dengan mentornya, Alexander Torshin, membangun komunikasi dengan sejumlah politikus Amerika Serikat melalui jalan belakang.
Pengacara Butina, Robert Driscoll, di persidangan membantah dakwaan dengan menjelaskan bahwa Butina memberikan kesaksian sebelum rapat Komisi Senat Intelijen ditutup beberapa bulan lalu dan penggeledahan FBI pada April lalu. Namun upaya Butina keluar dari jerat hukum tidak berhasil.
Baca: FBI Bongkar Penyamaran 3 Intelijen Rusia di AS
Pada hari Senin, Driscoll menjelaskan upaya membebaskan Butina saat Kementerian Kehakiman AS mengeluarkan dua dakwaan kepada Butina pada hari Senin, 16 Juli.
"Kami telah berupaya untuk keluar, tidak berhasil, dengan pemerintah yang sepertinya berniat menekankan pada penahanan, meskipun anda tahu kasus ini sungguh lemah," kata Driscoll pada hari Senin, 16 Juli, seperti dikutip dari CNN, 17 Juli.
Butina ditangkap aparat penegak hukum AS pada hari Minggu, 15 Juli. Ia dijebloskan ke penjara menunggu persidangan digelar. Tiga bulan lalu, FBI menggeledah rumahnya.
Baca: AS Longgarakan Sanksi terhadap Intelijen Rusia
Jika terbukti bersalah melakukan aktivitas intelijen di AS, Butina akan menjalani hukuman penjara selama maksimum 5 tahun dan membayar denda US$ 250 ribu. Kasus Maria Butina muncul setelah Kementerian Kehakiman AS mengeluarkan dakwaan terhadap 12 warga Rusia yang dituduh meretas hasil pemilihan presiden AS pada tahun 2016.