TEMPO.CO, Washington – Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengenakan tuduhan resmi kepada tujuh petugas intelijen militer GRU dari Rusia terkait konspirasi untuk meretas komputer dan mencuri data.
Baca:
Menurut kementerian, para peretas berupaya mendelegitimasi organisasi anti-doping internasinal dan mengekspos petugas yang membongkar program doping atlet Rusia, yang diduga disponsori negara.
“Kami mengumumkan dakwaan terhadap tujuh perwira militer Rusia yang melanggar sejumlah UU di AS dengan melakukan aktivitas siber jahat terhadap AS dan sekutunya,” kata John Demers, Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, kepada media seperti dilansir Sputnik News dan Axios pada Kamis, 4 Oktober 2018 waktu setempat.
Baca:
Pengumuman ini terjadi beberapa jam setelah pemerintah Belanda dan Inggris sama-sama mengumumkan adanya empat orang petugas intelijen Rusia yang ketahuan mencoba meretas kantor lembaga pengawas penggunaan senjata kimia OPWC.
Menurut Demers, para peretas tadi mencoba meretas jaringan komputer World Anti-Doping Agency, US Anti-Doping Agency, dan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons.
Baca:
Para peretas, yang saat ini diyakini berada di Rusia, juga berupaya meretas perusahaan energi nuklir Westinghouse, yang berbasis di Pittsburgh, Pennsylvania. Perusahaan nuklir ini menyediakan bahan bakar nuklir untuk reaktor di Ukraina, yang bermusuhan dengan Rusia.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan). AP via The Sun
Demers juga menuding para peretas militer Rusia ini melakukan serangan siber terhadap sebuah laboratorium Swiss, yang menganalisis substansi racun yang diduga digunakan untuk menyerang bekas intel GRU yaitu Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris.
Baca:
Menurut Demers, FBI telah mengidentifikasi para peretas yaitu Aleksei Morenets, Evgenii Serebriakov, Ivan Yermakov, dan Artem Malyshev. Juga ada Dmitriy Badin, Oleg Sotnikov dan Alexey Minin.
Menurut Demers, peretas militer Rusia ini melancarkan operasi serangan siber sebagai balasan atas terungkapnya skandal doping yang menimpa sejumlah atlet Rusia di ajang Olimpiade beberapa waktu lalu.
“Dakwaan ini terkait adanya konspirasi untuk menggunakan komputer meretas untuk memperoleh informasi kesehatan non-publik mengenai atlet dan orang lainnya dari file di lembaga anti-doping dan federasi olah raga di sejumlah negara,” kata Demers.
Tuduhan kementerian Kehakiman Amerika ini menyusul pernyataan yang dilansir Menteri Pertahanan Belanda, Ank Biljeveld, yang mengatakan ada empat orang Rusia yang diusir dari negara itu karena mencoba meretas jaringan komputer OPCW. Dia menuding para peretas adalah anggota dari dinas intelijen militer Rusia. Peristiwa itu terjadi pada April 2018.