TEMPO.CO, Jakarta - Militan Muslim Filipina atau Front Pembebasan Nasional Moro telah membantu pemerintah untuk membebaskan tiga warga negara Indonesia, yang diculik di Pulau Semporna, Sabah, Malaysia oleh Abu Sayyaf pada tahun lalu.
Penculikan yang di lakukan oleh kelompok Abu Sayyaf di sebuah hutan provinsi Sulu, Filipina selatan, yang mayoritas penduduknya Muslim, telah menyandera dan meminta uang tebusan kepada pemerintah Filipina.
Baca: Milisi Abu Sayyaf Bebaskan 3 WNI yang Diculik Januari 2018
Lalu apa saja kepentingan dan doktrin kelompok Abu Sayyaf yang telah didirikan semenjak awal 1991. Berikut empat fakta kelompok Abu Sayyaf.
1. Awal Berdirinya Abu Sayyaf
Abdurajak Janjalani Brigade [Terrorism Research & Analysis Consortium]
Abdurajak Abubakar Janjalani pada 1991-an membentuk organisir gerakan Islam yang menolak perjanjian pemerintah Filipina membentuk Daerah Otonom di Mindanao Muslim (MNLF), dengan anggotanya berasal dari jamaah Tabligh, yang disebut al-Harakatul al-Islamiyah (AHAI), atau gerakan Islam, seperti dikutip dari Counter Extremism Project.
Secara resmi pembentukkan Abu Sayyaf diumumkan pada 1993 dengan memakai ideologi "Jihad Fi Sabilillah" yang bermakna "berjuang dan mati untuk tujuan Islam" untuk membentuk gerakan separatis Pan-Islamisme atau Negara Islam di sebelah barat Mindanao, dan kepulauan Sulu, wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim di Filipina Selatan, serta di Semenanjung Melayu (Malaysia-Indonesia).