TEMPO.CO, Jakarta - Perpecahan maupun keretakan hubungan di antara keluarga Kerajaan Arab Saudi yang dipicu oleh kepemimpinan putra mahkota Mohammed bin Salman semakin terbuka dan beresiko pada program modernisasi Visi 2030.
Surat kabar Arab seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis, 6 September 2018, Raja Salman sampai-sampai turun tangan untuk mencegah kebijakan Mohammed bin Salman akan membuat perpecahan di dalam keluarga kerajaan semakin dalam dan berdampak buruk bagi Arab Saudi.
Baca: Pangeran Khaled: Ada Desakan Kudeta Terhadap Mohammed bin Salman
Berikut 6 peristiwa ini sebagai sinyal tentang terjadinya perpecahan atau keretakan hubungan di antara keluarga kerajaan Arab Saudi, seperti dilansir Middle East Monitor.
1. Keretakan hubungan terjadi antara lingkaran dalam Raja Salman dengan pangeran Mohammed Bin Salman. Surat kabar Al-Khaleej melaporkan pembatalan penjualan saham perusahaan raksasa minyak Arab Saudi, Aramco yang diumumkan Raja Salman merupakan bentuk pencegahan yang dilakukan raja Salman atas kebijakan anaknya untuk menghalangi rencana modernisasi putranya, Bin Salman.
"Ini merupakan tamparan baru raja Saudi kepada anaknya," ujar Al-Khaleej.
2. Pernyataan pangeran Ahmed Bin Abdulaziz, adik raja Salman kepada sejumlah pengunjuk rasa di London, Inggris beberapa waktu lalu menimbulkan tanda tanya mengenai kesetiaannya pada pemerintahan yang berkuasa dan pada kebijakan abangnya dan keponakannya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Baca: Mohammed bin Salman: Arab Saudi Dirundung Korupsi Sejak 1980
Dalam satu rekaman video berdurasi 2 menit yang beredar di masyarakat, pangeran Ahmed merespons kritikan pengunjuk rasa dengan mempertanyakan kenapa mereka mengeluh padanya dan anggota lain dari kerajaan dibandingkan kepada abangnya dan keponakannya.
"Apa yang bisa dilakukan keluarga dengan ini? Individu tertentu yang bertanggung jawab.. raja dan putra mahkota," kata Ahmed.
Belakangan pangeran Abdulaziz terpaksa mengklarifikasi pernyataannya itu demi menjaga keutuhan keluarga kerajaan.
3. Keretakan dan perpecahan dalam keluarga kerajaan juga terjadi bersamaan dengan mundurnya ekonomi Arab Saudi. Sehingga keputusan mengajukan penjualan saham baik dilakukan di dalam negeri maupun luar negeri oleh Aramco, merupakan pilar modernisasi putra mahkota. Rencana putra mahkota berusia 33 tahun ini untuk memodernisasi Aramco, menurut sejumlah ahli dan spesialis diperkirakan akan gagal.
Unjuk rasa menentang Mohammed bin Salman di Inggris. [Arab Organisation for Human Rights in UK]
Baca: Raja Salman Batalkan IPO Saudi Aramco, Kenapa?
4. Keputusan raja Salman untuk kembali terlibat dalam momen krusial di pemerintahan anaknya dan membatalkan penjualan saham Aramco untuk 3 tahun ke depan merupakan indikasi jelas bahwa visi strategis Mohammed bin Salman dilemahkan.
5. Laporan dari sejumlah sumber di Arab Saudi menyebutkan raja telah berkonsultasi dengan sejumlah anggota keluarga kerajaan dan pakar ekonomi. Hasil konsultasi itu menyebutkan rencana putra mahkota tidak diminati kerajaan dan akan berdampak negatif pada Arab Saudi.
6. Kedekatan raja Salman dan Mohammed bin Salman dengan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk isu Palestina akan merusak reputasi Arab Saudi karena kedekatan mereka kepada pemerintahan Trump. Arab Saudi tidak memberikan indikasi untuk melindungi hak-hak asasi Palestina.