TEMPO.CO, Jakarta - Iran sedang merencanakan meningkatkan kapasitas misil, jet tempur dan kapal selam sebagai bagian dari upaya pengembangan kemampuan pertahanan. Keterangan tersebut disampaikan oleh Mohammad Ahadi, Wakil Menteri Pertahanan Iran urusan Internasional, seperti dikutip Al Jazeera.
Menurut laporan kantor berita IRNA, Ahadi menyampaikan kebijakan Iran itu melalui sebuah pidato di depan para atase pertahanan. "Iran memiliki rencana mengembangkan dan meningkatkan kemampuan rudal balistik, kapal selam, serta berbagai senjata perang lainnya," ucapnya di ibu kota Iran, Teheran.
Baca: Mossad Curi Dokumen Nuklir Iran, Diselundupkan ke Israel
Sebuah rudal jarak menengah yang diluncurkan oleh militer Iran yang ditargetkan pada militan ISIS Suriah di Kermanshah, Iran, 19 Juni 2017. (IRIB News Agency, Morteza Fakhrinejad via AP)
Pidato Ahadi itu disampaikan sehari setelah Teheran menolak desakan Prancis mengenai reaktor nuklir, kepemilikan rudal balistik karena dianggap dapat meningkatkan ketegangan regional. Menurut Prancis, hal tersebut menjadi pemicu Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015.
Sebelumnya, pada awal pekan ini, sejumlah pengacara Iran meminta Hakim Pengadilan Internasional memerintahkan AS mencabut sanksi. Sebab sanksi yang diterapkan AS menyebabkan ekonomi Iran melemah.Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
"Sanksi AS melanggar kesepakatan persahabatan yang diteken kedua negara pada 1955," tulis Al Jazeera mengutip pernyataan pengacara Iran.
Baca: Arab Saudi Kembangkan Bom Nuklir Seperti Iran
Ahadi menegaskan, sanksi yang diberlakukan oleh AS sama sekali tidak memperlambat laju pembangunan industri senjata Iran. "Kita memiliki infrastruktur dan kita telah melakukan penelitian serta pengembangan untuk memperbarui kemampuan persenjataan."