Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Isi Perjanjian Nuklir Iran yang Ditolak Amerika Serikat?

image-gnews
Teknisi Iran menjelaskan sejumlah alat kepada tokoh agama dalam pamerian Organisasi Energi Atom Iran di Universitas Qom, Iran, pada 2006. [AP]
Teknisi Iran menjelaskan sejumlah alat kepada tokoh agama dalam pamerian Organisasi Energi Atom Iran di Universitas Qom, Iran, pada 2006. [AP]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perjanjian Nuklir Iran kini mengalami tantangan diplomatik baru setelah Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat mundur dari perjanjian. Apa sebenarnya perjanjian nuklir ini dan kenapa Trump mundur.

Seperti dikutip dari Associated Press, Kamis 10 Mei 2018, perjanjian yang disusun pada 2015 menerapkan pembatasan yang memungkinkan Iran tidak bisa memproduksi senjata nuklir. Sebagai gantinya Amerika Serikat akan menghapus sanksi internasional terhadap Iran.

Baca: Prancis Kutuk Keputusan Trump Soal Pembatalan Nuklir dengan Iran

Dalam perjanjian Iran hanya boleh memiliki 300 kilogram uranium dibanding sebelumnya yakni 100. 000 kilogram. Iran hanya bisa memperkaya uranium hingga 3,67 persen yang hanya bisa digunakan untuk energi namun jauh dari 90 persen yang dibutuhkan untuk senjata nuklir. Perjanjian juga membatasi kepemilikan fasilitas pengurai Iran dan hanya pada fasilitas tua yang menguraikan uranium lebih lama.  Iran juga harus menyusun ulang reaktor airnya agar tidak bisa memproduksi plutonium dan sepakat mengalihkannya situs pengayaan Fordo, yang terletak di pegunungan terpencil, agar dialihkan ke pusat riset. Tim inspeksi dari Badan Atom Internasional juga harus mendapat akses ke fasilitas nuklir Iran.

Baca: Soal Nuklir, Iran Siap Perang Melawan Amerika Serikat

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers senjata nuklir Iran di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, Israel, 30 April 2018. REUTERS/Amir Cohen

Pembatasan ini akan diganti dengan sanksi ekonomi yang mengucilkan Iran dari perbankan dan perdagangan minyak dunia. Aset Iran yang senilai miliaran dolar Amerika Serikat di luar negeri akan dikembalikan dan Iran diizinkan membeli pesawat terbang komersial serta melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaan luar.

Namun perjanjian ini tidak membatasi uji coba rudal serta memiliki batas waktu. Misalnya, Iran dalam 8,5 tahun bisa menguji 30 pengurai uranium yang lebih maju, jumlah ini bisa bertambah dalam 2 tahun ke depan.

Anggota parlemen Iran membakar dua kertas bergambar bendera AS, di Teheran, Iran, 9 Mei 2018. Aksi tersebut dilakukan untuk mengecam sikap Presiden AS Donald Trump yang membatalkan kesepakatan nuklir yang telah diteken. AP Photo

Penentang perjanjian menolak ini karena menilai Iran bisa melanggar perjanjian. Menurut penentang perjanjian, Iran bisa saja membuat bom nuklir setelah masa perjanjian habis dan mampu membuat bom dalam periode satu tahun.

Setelah 15 tahun Iran bisa memiliki fasilitas pengurai yang lebih canggih dan begitu pembatasan uranium dihapus, Iran siap memperkaya uraniumnya. Saat itu penentang perjanjian menilai tidak akan ada perjanjian yang bisa menundukkan Iran kembali.
Sementara pendukung perjanjian mengatakan selama 15 tahun negara barat bisa melakukan intervensi dan membuat negosiasi untuk perjanjian terhadap Iran. Dalam perjanjian berikutnya juga bisa menghilangkan stigma Iran dan negara-negara Barat.

Baca: Israel dan Arab Saudi Dukung Sikap Amerika Serikat Soal Nuklir

Donald Trump mengkritik perjanjian tidak menyertakan program rudal balistik Iran atau dukungan Teheran terhadap kelompok Hizbullah terhadap Presiden Bashar Al-Assad di Suriah. Trump juga mengkritik periode perjanjian yang bisa habis dan menilai perjanjian hanya melanggengkan kediktatoran dengan dukungan ekonomi.

Program nuklir Iran dimulai atas dukungan Amerika Serikat untuk program “Atom untuk Perdamaian” saat Amerika Serikat membuatkan reaktor uji coba di bawah pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlevi pada 1967. Namun rezim Shah Reza Pahlevi jatuh dalam revolusi Islam pada 1979.

Pada 1990 Iran mengembangkan program nuklir dan membeli peralatan dari A. Q. Khan yang mempelopori program nuklir di Pakistan, termasuk memproduksi senjata. Menurut laporan badan atom dunia, Iran mungkin menerima informasi perancangan bom nuklir dari Pakistan. Sementara pada Agustus 2002, Intelijen Barat dan kelompok oposisi Iran mengungkapkan situs nuklir di kota Natanz. Namun Iran membantah program nuklirnya untuk keperluan militer.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ancaman Mengintai di Balik Kapal Supertanker MT Arman di Perairan Batam-Singapura

17 jam lalu

Kapal MT Arman milik Iran yang sudah disita negara karena terbukti melakukan pembuangan limbah di perairan Natuna. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Ancaman Mengintai di Balik Kapal Supertanker MT Arman di Perairan Batam-Singapura

Ketua Tim Kajian Anggota Wantimpres Soleman B Ponto mengungkap ancaman di balik kapal supertanker MT Arman yang kini dalam posisi disita.


Militer AS Rugi Rp7,4 Triliun akibat Terbakarnya Pesawat Pembom Siluman B-1B

18 jam lalu

Pesawat siluman pengebom B-21 Raider Amerika Serikat yang dapat dipersenjatai dengan senjata nuklir, lepas landas untuk pertama kali di lokasi Northrop Grumman di Pabrik Angkatan Udara 42, di Palmdale, California, AS, 10 November 2023. REUTERS/David Swanson
Militer AS Rugi Rp7,4 Triliun akibat Terbakarnya Pesawat Pembom Siluman B-1B

Pesawat berteknologi tinggi yang sangat mahal tersebut merupakan bagian dari kekuatan penyerang elit pasukan pembom berawak berkemampuan nuklir AS.


Iran Panggil Dubes Jerman atas Pelarangan Pusat Islam di Hamburg

2 hari lalu

Sejumlah pemuda yang menggunakan penutup wajah berdiri di depan sebuah masjid di Hamburg, Jerman, Rabu 8 Oktober 2014. AP/dpa, Markus Scholz
Iran Panggil Dubes Jerman atas Pelarangan Pusat Islam di Hamburg

Pemerintah Jerman melarang operasi Islamic Center Hamburg (IZH), memicu pemerintah Iran memanggil duta besar Jerman di Teheran.


Menlu Retno Ajak ASEAN Berkomitmen Jaga Kawasan Bebas Senjata Nuklir

2 hari lalu

Presiden Jokowi (kanan) bersama Menlu Retno Marsudi saat melepas bantuan kemanusiaan untuk Papua Nugini dan Afganistan melalui Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin, 8 Juli 2024. Indonesia juga mengirimkan paket bantuan berupa obat-obatan, bantuan makanan tambahan ibu hamil balita, bantuan obat-obatan malaria, bantuan hygiene kit dan water purifier. TEMPO/Subekti.
Menlu Retno Ajak ASEAN Berkomitmen Jaga Kawasan Bebas Senjata Nuklir

Menlu Retno memperingatkan bahwa ancaman senjata nuklir semakin meningkat akibat keluarnya beberapa negara dari perjanjian-perjanjian penting nuklir.


Hamas Punya Daftar Tentara Israel sebagai Target Balas Dendam

3 hari lalu

Tentara yang tewas di Gaza utara pada 15 Mei 2024. Baris atas, kiri ke kanan: Sersan. Ilan Cohen, Sersan. Daniel Chemu, Staf Sersan. Betzalel David Shashuah; baris bawah, kiri ke kanan: Sersan Staf. Gilad Arye Boim, Kpt. Roy Beit Yaakov. (Israel Defense Forces)
Hamas Punya Daftar Tentara Israel sebagai Target Balas Dendam

Hamas memasukkan nama dan profil lebih dari 2000 tentara Israel, dalam daftar target potensial untuk "balas dendam" atas pembunuhan "anak-anak Gaza".


Detik-detik Drone Houthi Yaman Tembus Pertahanan Udara dan Hantam Gedung di Tel Aviv, Israel Panik

6 hari lalu

Detik-detik drone Houthi terbang di atas gedung dan meledak di tengah Kota Tel Aviv, Israel, Jumat malam, 19 Juli 2024.
Detik-detik Drone Houthi Yaman Tembus Pertahanan Udara dan Hantam Gedung di Tel Aviv, Israel Panik

Drone Houthi berhasil menembus pertahanan Israel dan meledak di jantung Kota Tel Aviv


Dua Kapal Tanker Minyak Terbakar setelah Bertabrakan di Lepas Pantai Singapura

7 hari lalu

Perahu karet berlambung kaku RSS Supreme di sekitar kapal yang terbakar menyusul kebakaran di dua kapal tanker minyak sekitar 55 km (34 mil) timur laut pulau Pedra Branca di Singapura, 19 Juli 2024. Republic of Singapore Navy/Handout via REUTERS
Dua Kapal Tanker Minyak Terbakar setelah Bertabrakan di Lepas Pantai Singapura

Dua kapal tanker minyak besar terbakar pada Jumat 19 Juli 2024, setelah bertabrakan di perairan dekat Singapura


Arab Saudi - Iran Kian Dekat, MBS Telepon Presiden Baru Ucapkan Selamat

8 hari lalu

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) berpose saat berkunjung ke Tembok Cina di Beijing, Cina 21 Februari 2019. Mohammed bin Salman berkunjung ke Tembok Cina menjelang melakukan pertemuan penting dengan Presiden Xi Jinping. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Arab Saudi - Iran Kian Dekat, MBS Telepon Presiden Baru Ucapkan Selamat

Pangeran MBS dan Presiden Masoud Pezeshkian saling bertelepon membahas hubungan kerja sama antara Arab Saudi dan Iran.


Cawapres Trump Sindir Inggris Negara Islam Bersenjata Nuklir, Kenapa?

9 hari lalu

JD Vance. REUTERS/Gaelen Morse
Cawapres Trump Sindir Inggris Negara Islam Bersenjata Nuklir, Kenapa?

JD Vance, calon wakil presiden Donald Trump, kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang Inggris dan Cina.


PLN Siapkan 19 Aspek dalam Inisiasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

9 hari lalu

Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia Evy Haryadi dan Ketua Panitia Pelaksana Electricity CONNECT Arsyadany G. Akmalaputri dalam peluncuran Electricity CONNECT 2024 dalam rangka Hari Listrik Nasional ke-79 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Juli 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
PLN Siapkan 19 Aspek dalam Inisiasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN (Persero) Evy Haryadi mengatakan ada 19 aspek yang harus disiapkan pemerintah dalam inisiasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang telah masuk ke dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2033.