TEMPO.CO, Jakarta - PBB menyatakan Iran telah membuktikan memenuhi kesepakatan nuklir yang diteken bersama enam negara superkuat pada 2015. "Meskipun demikian Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan tersebut," tuli Al Jazeera mengutip keterangan dari lembaga atom PBB.
Dalam laporan triwulanan yang diedarkan ke sejumlah negara pada Kamis, 30 Agustus 2018, Badan Energi Atom Internasional, IAEA, disebutkan, Republik Islam Iran membuktikan melakukan pengayaan uranium sebagaimana dipersyaratkan sesuai dengan kesepakatan yang diteken di ibu kota Austria, Wina, pada 2015.
Baca: Iran: Pembatalan Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Tak Diterima
Iran telah membuka kembali fasilitas UF6 di provinsi tengah Isfahan yang ditutup pada 2009 karena kurangnya "kue kuning", bahan baku yang digunakan untuk pengayaan nuklir.[Tehrantimes]
Butir laporan berikutnya mengatakan, para inspektur IAEA juga mendapatkan akses ke seluruh lokasi pengayaan urainium seperti yang diminta ketika mengunjungi Iran. Bisa disimpulkan, Iran telah memenuhi segala persyaratan yang diminta IAEA.
"Produksi rata-rata urainium Iran konstan, tidak ada perubahan," kata diplomat senior IAEA yang tak bersedia disebutkan namanya kepada wartawan.Demonstran membakar bendera AS saat melakukan aksi protes setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional di Tehran, Iran,9 Mei 2018. AP
Wina, markas besar IAEA, berkali-kali membenarkan bahwa Iran telah memenuhi seluruh kesepakatan nuklir 2015.
Baca: Iran: Mau Berunding, Donald Trump Harus Ikut Perjanjian Nuklir
Presiden Amerika Serikat Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir yang diteken oleh pendahulunya, Barack Obama. Pembatalan itu konsekwensinya sanksi ekonomi terhadap Iran tetap berlaku. Namun sikap Trump tersebut ditentang oleh sekutu Barat, Jerman dan Prancis.