TEMPO.CO, Riyadh – Raja Salman dari Arab Saudi memutuskan untuk membatalkan rencana penawaran saham perdana atau initial public offering saham dari Saudi Aramco, yang merupakan perusahaan minyak terbesar dunia, setelah mendapatkan sejumlah masukan.
Baca:
Saudi Aramco Akuisisi Saham, IPO Bakal Tertunda 2020
“Keputusan raja diambil setelah bertemu dengan sejumlah anggota keluarga, bankir, dan eksekutif senior perusahaan minyak termasuk seorang bekas CEO Aramco,” kata salah satu sumber di pemeritahan Saudi kepada Reuters, Senin, 27 Agustus 2018.
Raja bertemu lingkaran dalamnya ini selama Ramadan, yang berlangsung pada Juni 2018. Salah satu masukan yang diperoleh Raja Salman adalah IPO itu bakal melemahkan kerajaan.
“Kekhawatiran utama mereka adalah IPO akan membuat detil keuangan Aramco menjadi terbuka untuk publik,” kata beberapa sumber di pemerintahan Saudi kepada Reuters.
Baca:
Selama ini, Aramco merupakan sumber pemasukan utama penjualan minyak dan terkadang gas dari ladang-ladang eksplorasi di Saudi. Membuka detil keuangan Aramco sama artinya dengan membuka detil pemasukan uang pemerintah.
Setelah mendapat masukan ini, menurut tiga sumber berbeda, Raja Salman mengirim pesan kepada diwan atau kantor pemerintahan Saudi agar proses IPO segera dibatalkan.
Keputusan raja ini bersifat final. “Ketika dia mengatakan tidak, tidak ada bantahan,” kata salah seorang pejabat Saudi.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Prancis, Florence Barley di Jeddah. english.alarabiya.net
Setelah muncul berita rencana IPO Aramco dibatalkan, Menteri Energi Khalid al-Falih mengatakan pemerintah berkomitmen untuk menggelar penjualan saham itu pada waktu yang belum ditentukan di masa depan.
Baca:
Menurut sumber Reuters di kalangan industri, proses persiapan IPO Aramco, yang telah berjalan selama dua tahun, mulai bergerak lambat pada pertengahan tahun ini.
Bank investasi seperti JP Morgan dan Morgan Stanley, diundang untuk mengerjakan proyek lain diluar IPO Aramco. Kedua perusahaan diminta mengajukan proposal akuisisi saham oleh Aramco atas saham perusahaan investasi PIF di perusahaan raksasa petrokimia SABIC. Ketiga perusahaan ini sahamnya dimiliki pemerintah Saudi.
Dana hasil penjualan saham PIF di SABIC itu akan digunakan sebagai modal pemerintah untuk mengerjakan sejumlah proyek pembangunan besar sesuai Visi 2030, yang digagas Putra Mahkota Mohammed Bin Salman.
Mohammed bin Salman menerima kunjungan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Jeddah, Arab Saudi, 25 Mei 2018.[Saudi Press Agency]
Baca:
Visi ini berisi rencana membuat Saudi menjadi negara dengan sumber pemasukan utama diluar bisnis minyak.
Media Arab News melansir kebutuhan dana dari IPO menjadi kurang mendesak setelah harga minyak bumi naik ke level 70 dolar per barel. Selain itu, sumber pendanaan untuk pembangunan sesuai Visi 2030 bisa diperoleh dengan penerbitan obligasi, privatisasi hingga mengundang investor selain dari IPO Saudi Aramco.