TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Arab Saudi, Raja Salman, akan membangun stadion sepak bola terbesar di dunia berkapasitan 135 ribu orang di Irak sebagai hadiah setelah kesebelasan Irak mengalahkan Arab Saudi 4-1 dalam pertandingan persahabatan baru-baru ini.
Sebelum pertandingan, Raja Salman berjanji akan membangun stadion di Irak jika lawan memenangkan pertandingan pada 28 Februari.
Baca: Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran
Timnas Suriah berfoto dengan trofi kompetisi sepak bola regional Asia Barat, Piala WAFF, yang mereka raih setelah mengalahkan timnas Irak 1 - 0 dalam pertandingan final di Stadion Kazma, Kuwait City, Kuwait (20/12). REUTERS/Tariq AlAli
Menurut sejumlah berita media massa, langkah tersebut mencerminkan membaiknya hubungan antara kedua negara yang berselisih selama beberapa dekade, dimulai dengan invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990-an.
Selama pembicaraan, Raja Salman berjanji kepada Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi bahwa ia akan membangun stadion setelah kemenangan tersebut.
Tawaran Raja Salman itu disampaikan melalui telepon ke Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Senin, setelah Irak menang 4-1 atas Arab Saudi dalam pertandingan persahabatan. laga ini untuk pertama kalinya digelar sejak empat dekade lalu.
"Raja Salman bin Abdul Aziz memuji kemenangan Irak dan menyatakan komitmennya memperluas hubungan baik antara Irak dan Arab Saudi dalam berbagai tahap, termasuk soal ekonomi, komersial, komunal, budaya," katanya, seperti dilansir Daily Mail pada 9 Maret 2018.Pesepakbola Saudi Arabia, Yasir Al-Shahrani (tengah) meraih penghargaan sebagai `Best GCC Player of the Year` di ajang Globe Soccer Awards Ceremony di Dubai International Sports Conference, 27 Desember 2015. REUTERS
"Dia juga menawarkan kontribusi Arab Saudi untuk membangun stadion besar di Irak yang menampung lebih dari 100.000 orang. Kami menyambut baik inisiatif ini," tambah Al-Abadi.
Al-Abadi juga mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan kabinetnya membentuk sebuah satuan tugas untuk mendorong pembangunan stadion terbesar di Irak tersebut.
Baca: 10 Negara Bersedia Memediasi Iran-Arab Saudi
Irak belum pernah lagi menyelenggarakan pertandingan sepak bola internasional yang kompetitif selama hampir 30 tahun terakhir, sejak invasi ke Kuwait tahun 1990 memicu embargo. Sanksi itu sempat dicabut pada 2012, namun pemadaman listrik saat pertandingan melawan Yordania di Irak, FIFA kemudian meberlakukan kembali sanksi.