TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengkritik keputusan otoritas antitrust Uni Eropa, yang mengenakan denda sekitar US$5 miliar atau sekitar Rp73 triliun kepada perusahaan teknologi Google.
Baca:
Donald Trump Teratas Untuk Pencarian Kata 'Idiot' di Google
Uni Eropa Denda Google, Ini Alasannya
“Sudah saya bilang, kan! Uni Eropa mengenakan denda lima miliar dolar terhadap salah satu perusahaan besar kita, Google. Mereka benar-benar mengambil keuntungan atas AS, tapi tidak akan lama,” kata Trump dalam cuitan di akun Twitter @realdonaldtrump, Jumat, 20 Juli 2018.
Otoritas anti persaingan bisnis tidak sehat menyatakan manajemen Google menggunakan sistem operasi Android untuk menghambat kompetitor dengan memaksa para manufaktur ponsel cerdas untuk menginstal aplikasi Google Search dan Google Play di ponsel buatan mereka. Sebagian manufaktur ini mendapat imbalan uang.
CEO Google Sundar Pichai meluncurkan situs baru Google.ai. Kredit: AOL/Engadget
Keputusan Uni Eropa dan sikap Trump soal denda atas Google ini membuat hubungan dagang kedua negara semakin memanas. Sebelumnya, kedua pihak terlibat dalam perang dagang dengan menaikkan tarif impor.
Baca:
Tur Eropa, Donald Trump Lebih 'Galak' ke NATO, 'Ramah' ke Putin
Trump Sebut UE sebagai Musuh, Presiden Dewan Eropa Menangkis
AS menaikkan tarif impor komoditas baja dan aluminium dari Eropa. Ini membuat Eropa membalas dengan menaikkan tarif impor Harley Davidson, produk pertanian, dan bourbon dari AS.
Trump sempat menyebut UE sebagai ‘musuh’ dalam perdagangan.
Sikap Trump mengkritik secara terbuka keputusan hukum di Uni Eropa mendapat kritik dari dalam AS.
“Ini sama sekali kontra-produktif. Apakah kamu suka atau tidak dengan putusan itu, ini adalah penegakan hukum di Eropa. Kita tidak akan suka jik ada orang lain mengintervensi penegakan hukum di AS,” kata Gene Kimmelman, seorang veteran dari kementerian Kehakiman yang sekarang bergerak dibidang advokasi Public Knowledge. “Saya tidak lihat itu bagus untuk Google atau siapapun.”
Menurut William Kovacic, bekas ketua Komisi Perdagangan Federal, FTC, mengatakan sikap Trump itu memang tidak umum tapi pernah terjadi pada era sebelumnya.
Presiden Barack Obama pernah mengatakan bahwa UE terkadang cenderung lebih terkesan bermotif komersial dibandingkan hal lain dalam investigasi terhadap perusahaan teknologi AS seperti Google.
Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude, bakal bertemu Trump membahas soal hubungan dagang kedua pihak pada Rabu pekan depan. Manajemen Google menyatakan bakal melakukan banding atas putusan ini.