TEMPO.CO, Washington – Gedung Putih mempertimbangkan usulan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk bekerja sama menginterogasi orang Amerika sebagai imbalan atas bantuan investigasi soal intervensi pemilihan Presiden AS.
Putin menyampaikan ide kerja sama ini pada saat pertemuan puncak dengan Presiden Donald Trump di Helsinki, Finlandia, pada awak pekan ini.
Baca:
Donald Trump Teratas Untuk Pencarian Kata 'Idiot' di Google
Kado Bola dari Putin Diperiksa Pengawal Trump
Ada dua orang Amerika yang ingin diinterogasi Rusia yaitu bekas duta besar AS untuk Rusia, Michael McFaul, dan pengusaha Bill Browder, yang terlibat melobi pemerintah AS agar mengenakan sanksi baru kepada Moskow.
“Presiden akan bertemu dengan tim dan kami akan memberi tahu kapan kami akan mengumumkan hasilnya,” kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih seperti dilansir Rabu, 18 Juli 2018.
Namun, juru bicara kementerian Luar Negeri justru menolak usulan Rusia ini.
“Keseluruhan pernyataan yang muncul dari pemerintah Rusia benar-benar tidak masuk akal," kata Heather Nauert, juru bicara kemenlu. "Fakta bahwa mereka ingin mengiterogasi 11 warga Amerika dan menuduh warga negara Amerika - kita tidak setuju dengan tuduhan yang dibuat pemerintah Rusia. Jaksa Agung di Rusia sangat menyadari Amerika Serikat telah menolak tuduhan Rusia dalam hal ini."
Baca:
Gedung Putih Siapkan Pertemuan Puncak Trump -- Putin
Bakal Bertemu di Helsinki, Ini 11 Pujian Trump kepada Putin
Dalam jumpa pers dengan Trump di Helsinki, Putin menyarankan penasehat khusus Robert S. Mueller, yang menyelidiki dugaan intervensi Rusia pada pilpres AS 2016, untuk datang ke Rusia dan menginterogasi 12 petugas intelijen militer, yang diduga terlibat.
Pada saat yang sama, Putin berharap AS mengizinkan investigator dari Rusia untuk mengiterogasi sejumlah buron di AS. “Contohnya kami bisa memeriksa Browder dalam kasus ini,” kata Putin. Rekanan bisnis Browder telah mendapat uang sekitar US$1,5 billion atau sekitar Rp22 triliun di Rusia.
“Mereka tidak pernah membayar pajak kepada Rusia atau AS. Tapi uang lolos ke luar negeri ditransfer ke AS,” kata dia.
Trump menyebut ide ini menarik dalam jumpa pers di Helsinki itu.
Browder, yang terlahir di Chicago, melepaskan kewarganegaraan AS sekitar 20 tahun lalu dan menjadi warga negara Inggris saat ini.
Rekan bisnis Browder dari Rusia membongkar skema penipuan pajak besar di sana, yang dibantah Browder. Namun, Browder diadili secara in absentia dan dijatuhi hukuman penjara di Rusia. Ini membuat Browder berstatus buronan dalam sistem hukum Rusia.
Menanggapi pernyataan Sarah Sanders ini, McFaul mencuit di Twitter. “Saya berharap Gedung Putih mengecam permintaan konyol dari Putin ini. Jika itu tidak dilakukan maka akan menciptakan kesetaraan antara dakwaan resmi AS terhadap petugas intelijen Rusia dan cerita gila buatan yang dirancang Putin.”
Secara terpisah, Browder juga mencuit dan membantah tudingan Putin bahwa dia menyumbang untuk Hillary Clinton pada pilpres AS 2016. Menurut Browder, Putin juga ingin menginterogasi Kyle Parker, yang merupakan staf di kongres,”Dan secara sendirian merancang Magnitsky Act, yang sangat dibenci Putin.”
Browder sempat ditahan di Spanyol pada tahun ini terkait tuduhan kriminal dari Rusia namun kemudian dilepaskan karena otoritas lokal menilai surat perintah penangkapan dari Rusia tidak valid.
Kepada CNBC, Browder mengatakan Trump sedang dipermainkan oleh Putin. Browder, yang merupakan salah satu pendiri dan CEO di Hermitage Capital Management, menyebut Putin sebagai ‘orang yang sangat cerdas’.
“Dia telah melakukan permainan ini sejak lama,” kata Browder sambil menyebut Putin adalah bekas perwira KGB. Menurut Browder, Putin telah menyiapkan diri untuk pertemuan puncak ini sejak berbulan-bulan.