TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan istrinya, Melania, bermain lempar bola dalam sebuah acara jumpa wartawan di Helsinki, Finlandia. Bola yang dimainkan keduanya adalah pemberian Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penanda kesuksesan pertemuan bersejarah kedua kepala negara yang dilakukan sehari setelah final Piala Dunia 2018.
"Saya akan memberikan bola ini kepada putra saya, Barron. Dia penggemar sepak bola," kata Trump. Barron, 12 tahun, adalah anak dari pernikahannya yang ketiga dengan Melania.
Sayang, kado dari Putin itu sempat dicurigai pasukan pengaman Trump. Mereka lalu memasukkan bola itu ke sebuah alat pemindai keamanan.
"Saya baru saja melihat pasukan pengaman presiden memasukkan bola yang diberikan Presiden Putin kepada Trump keluar dari sebuah alat pemindai keamanan khusus presiden yang ada di luar istana pertemuan," kata Bill Neely, Kepala Koresponden NBC News, seperti dikutip thesun.co.uk, Selasa, 17 Juli 2018.
Baca: Dugaan Intervensi Rusia di Pemilu 2016, Trump Bela Putin
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, disaksikan Ibu Negara AS Melania Trump, saat menggelar pertemuan dalam KTT Amerika Serikat-Rusia di Helsinki, Finlandia, Senin, 16 Juli 2018. KTT ini merupakan yang pertama kali digelar bagi kedua negara tersebut. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Baca: Putin Senang Gelar KTT Pertama dengan Trump
Trump dan Putin saling melempar canda mengenai Piala Dunia 2018 setelah keduanya kompak menyatakan "perang dingin" antar keduanya berakhir dan menyoroti perlunya mempererat hubungan bilateral kedua negara. Putin telah sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia 2018 dan memberikan hadiah bola kepada Trump. Presiden Amerika itu lalu melemparkan bola berwarna merah-putih tersebut ke Melania, yang duduk tak jauh darinya.
Dalam kesempatan jumpa wartawan itu, Putin dan Trump sama-sama mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Finlandia karena berkenan menjadi tuan rumah pertemuan bersejarah Rusia-Amerika, yang dalam beberapa bulan terakhir diwarnai ketegangan atas dugaan intervensi Rusia dalam pemilu Presiden Amerika pada 2016.