TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim meraih kemenangan setelah mengeluarkan sebuah ultimatum dalam pertemuan NATO pada Kamis, 11 Juli waktu setempat. Ultimatum itu adalah seruan Trump kepada sekutu-sekutunya di Eropa agar menambah alokasi anggaran pengeluaran untuk NATO atau kehilangan dukungan Washington.
Ultimatum Trump yang memaksa para pemimpin Eropa itu, diklaimnya berhasil. Trump menyatakan komitmen sekutu-sekutu Amerika Serikat di barat akan berlanjut di NATO. Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO adalah organisasi internasional bidang keamanan bersama yang dibentuk pada 1949.
Baca: Jelang Pertemuan Puncak Nato, Trump Lontarkan Kritik Keras
Markas baru NATO di Brussels, Belgia, 7 Mei 2018.[REUTERS/Francois Lenoir]
Dalam pertemuan tingkat tinggi NATO, Kamis 11 Juli waktu setempat, Trump memperingatkan Amerika Serikat akan menarik diri dari NATO jika sekutu-sekutunya di barat, khususnya Jerman, tidak segera meningkatkan anggaran pertahanan mereka tahun depan.
"Saya beritahu mereka kalau saya sangat tidak suka, tetapi pada akhirnya semua sepakat. Sedikit sulit untuk sementara ini," kata Trump, seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 12 Juli 2018.
Baca: Tur Eropa, Donald Trump Lebih 'Galak' ke NATO, 'Ramah' ke Putin
Menanggapi sikap Trump ini, Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan beberapa pemimpin negara Eropa lainnya seperti Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akhirnya mengambil sikap dengan berjanji untuk mengakselerasikan anggaran pengeluaran seperti yang diminta Trump.
"Dia (Trump) mengatakan mereka harus menaikkan anggaran pengeluaran per Januari 2019 atau Amerika Serikat akan mengambil jalan sendiri," kata sumber yang mengikuti pertemuan tingkat tinggi di kantor pusat NATO di Brussels, Belgia.
Macron dan pemimpin Eropa lainnya, untungnya tidak mengartikan kata-kata Trump sebagai sebuah ancaman langsung untuk berhenti dari NATO.
Dalam pertemuan itu, Trump pun mengatakan dia bisa saja membuat keputusan menarik diri dari NATO tanpa dukungan dari Kongres Amerika Serikat, namun dia sangat yakin hal itu tidak perlu. Miliarder asal New York itu memuji diri sendiri karena telah mencapai kemenangan lewat strateginya yang berbicara secara terbuka kalau anggaran pengeluaran NATO tidak adil bagi para pembayar pajak Amerika Serikat dan mendesak agar ada konsensus.