TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Tokoh oposisi yang juga pendiri Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim, mengatakan partainya mendukung penuh kepemimpinan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
“Saya juga telah menyampaikan keresahan pimpinan yang memohon agar mekanisme perundingan lebih melibatkan,” kata Anwar, yang merupakan bekas wakil Perdana Menteri Malaysia, dalam pernyataan pers yang dilansir akun Facebook Bebas Anwar, Ahad, 13 Mei 2018.
Baca: Eksklusif -- Pengamat Welsh Memuji Tindakan Mahathir Cekal Najib
Anwar mengatakan pertemuan dengan Mahathir berlangsung di Rumah Sakit Rehabilitasi di Cheras, Kuala Lumpur, pada Kamis sore 12 Mei 2018. Anwar sedang dirawat di rumah sakit ini karena mengalami gangguan kesehatan saat menjalani tahanan, yang berlangsung sejak 2015.
Sejumlah warga sedang mengikuti perhitngan suara pemilu Malaysia 2018 di Hotel Sheraton Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis dini hari, 10 Mei 2018. Awang Azman
Dalam pertemuan ini, Anwar, Mahathir, dan Wan Azizah membahas soal pengisian kabinet dan pembentukan pemerintahan.
Baca: Kalahkan Najib Razak, Mahathir Mohamad Dilantik Jadi PM Malaysia
Kemarin, PM Mahathir baru saja mengumumkan posisi Menteri Keuangan diisi oleh Lim Guan Eng, yang merupakan sekretaris jenderal Partai Democratic Action Party dan juga putra politikus senior Lim Kit Siang.
Lalu ada Menteri Dalam Negeri, yang diisi Muhyiddin Yassin, yang merupakan Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia. Partai ini merupakan besutan Mahathir setelah dia keluar dari Partai Umno.
Dan terakhir Menteri Pertahanan, yang diisi Mohamad Sabu, yang merupakan politisi Partai Amanah Negara.
Sejumlah warga sedang mengikuti perhitungan suara pemilu Malaysia 2018 di Hotel Sheraton Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis dini hari, 10 Mei 2018. Awang Azman
Salah satu petinggi PKR mengkritik penunjukan tiga menteri ini karena cenderung dilakukan sepihak oleh Mahathir tanpa meminta pendapat dewan pimpinan koalisi Pakatan Harapan, yang terdiri dari unsur empat partai pengusung.
"Keputusan itu dibuat tanpa partisipasi kami. Dia melakukannya sendiri," kata Rafizi Ramli, wakil Presiden PKR, seperti dilansir Malaysia Kini, Sabtu, 12 Mei 2018.
Wan Azizah, yang juga istri dari bekas wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim, mengatakan bahwa PKR sebenarnya telah mendapat satu posisi yang strategis meskipun nama menteri asal partai belum diumumkan. “Posisi wakil Perdana Menteri berasal dari PKR,” kata dia.
Menurut Anwar, dia menyampaikan pandangan mengenai pemerintahan Pakatan Harapan agar solid di bawah kepemimpinan Mahathir dan wakil PM, Wan Azizah, agar dapat menjalankan tanggung jawab dengan cemerlang. “Saya juga meminta rekan-rekan seperjuangan yang telah menerima mandat rakyat untuk segera menjalani tuga-tugas menyelamatkan dan membangun negara kita,” kata dia.
-