TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel menembak mati empat pengunjuk rasa Palestina dan melukai 955 lainnya di perbatasan Gaza. Sikap keras Israel itu tidak berhenti meskipun Kepala Hak Asasi Manusia PBB mendesak negeri itu berhenti menggunakan kekuatan melawan demonstran Palestina.
Laporan Al Jazeera, Sabtu, 28 April 2018, mengatakan, salah satu korban tembakan senapan serdadu Israel itu bernama Azzam Hillal. Remaja 15 tahun itu tewas akibat luka serius.
Baca: Israel Membela Diri Atas Serangan di Perbatasan Gaza Palestina
Tabung gas air mata ditembakkan oleh pasukan Israel kepada demonstran Palestina selama bentrokan dalam aksi protes di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza selatan, 27 April 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
"Dia ditembak di bagian kepala oleh tentara Israel ketika terlibat unjuk rasa di dekat pagar perbatasan Gaza," tulis Al Jazeera. Di antara yang menderita luka-luka itu, 178 orang ditembak dengan peluru tajam oleh Israel. Sedangkan yang lainnya cedera akibat sambaran peluru karet atau terkena asap gas air mata.Seorang demonstran wanita dievakuasi setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel dalam aksi protes di perbatasan Israel-Gaza di Jalur Gaza selatan, 27 April 2018. Sejumlah pendemo terluka dalam aksi ini. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Ribuan orang berkumpul di kawasan yang terkepung di Jalur Gaza pada Jumat kelima sebagai bagian dari unjuk rasa gerakan menuntut kembali tanah mereka yang dirampas. Rakyat Palestina menuntut hak kembali ke rumah mereka setelah dikuasai oleh Israel pada 1948.
Baca: Mahkamah Internasional Akan Selidiki Kejahatan Perang Gaza
Menurut catatan Al Jazeera, sejak pecah unjuk rasa massal pada 30 Maret 2018, jumlah korban tewas mencapai 45 orang dari pihak Palestina. Sedangkan jumlah penderita luka-luka lebih dari 6.000 orang. "Di pihak Israel tidak ada korban."