TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Avidgor Liberman, bersikap membela diri atas serangan yang dilakukan aparat keamanan Israel terhadap demonstran Palestina. Israel akan bertindak tegas dan secara meyakinkan melindungi kedaulatan dan keamanan masyarakat Israel.
“Penghormatan saya untuk tentara Israel, yang menjaga perbatasan Israel dan membiarkan masyarakat Israel merayakan Paskah dalam damai,” kata Netanyahu seperti dikutip dari www.middleeastmonitor.com, Minggu, 1 April 2018.
Sementara itu Menhan Liberman mengkritisi permintaan investigasi atas serangan mematikan yang dilakukan aparat keamanan Israel kepada warga Palestina yang melakukan aksi protes di perbatasan Gaza-Israel. Menurut Liberman, permintaan penyidikan itu tidak masuk akal.
“Saya tidak mengerti kumpulan suara yang menginginkan sebuah komisi penyidikan. Mereka itu (aparat keamanan) kebingungan dan berfikir kelompok Hamas mengkoordinir aksi itu kemarin. Kami harusnya mengirimkan bunga pada mereka ,” kata Liberman melalui akun media sosialnya.
Dia menambahkan warga Palestina yang melakukan aksi jalan adalah anggota Hamas sehingga yang dilakukan aparat keamanan Israel adalah mencegah aktivis-aktivis yang terkait dengan sayap militer Hamas.
Baca: Bunuh 17 Warga Palestina, PM Netanyahu Puji Serdadu Israel
Unjuk rasa damai dan aksi duduk digelar pada Jumat lalu di sepanjang perbatasan Gaza-Israel yang dijadwalkan berlangsung enam minggu.
Baca: Indonesia Mengecam Serangan Israel di Perbatasan Gaza
Pada bagian lain, dikutip dari situs www.dw.com PBB mendesak sebuah penyelidikan yang independen dan transparan atas kematian lebih dari 12 warga Palestina pada Jumat, 30 Maret 2018. Pada hari itu merupakan hari pertama dilakukannya aksi turun ke jalan ke arah pagar perbatasan Gaza – Israel. Rencananya, aksi ini akan berlangsung sampai 6 pekan ke depan.
“Kami menyerukan kepada seluruh pihak agar menahan diri dari setiap tindakan yang bisa mengerah pada kerusakan lebih jauh,” kata Sekjen PBB, General Antonio Guterres, Sabtu, 31 Maret 2018.
Atas peristiwa ini, Dewan Keamanan PBB telah diminta oleh Kuwait untuk menggelar sebuah pertemuan darurat
Aksi turun ke jalan yang dimulai pada Jumat, 30 Maret 2018, dilakukan untuk memperingati Hari Tanah, yakni hari ketika ratusan ribu lebih warga Palestina terusir akibat perang. Namun aksi tersebut dengan cepat berubah menjadi pertumpahan darah saat warga Palestina dan militer Israel terlibat bentrok di sepanjang pagar perbatasan. Dilaporkan 17 orang tewas dan puluhan luka-luka.