TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar menerima rombongan pertama dari 700 ribu pengungsi Rohingya di kamp permukiman pada Sabtu 14 April 2018, setelah mereka melarikan diri ke Bangladesh dari kebrutalan militer pada Agustus tahun lalu. Rombongan berikutnya diharapkan menyusul. Kabar tersebut disampaikan ABC News setelah mengutip kantor berita Associated Press.
Menurut sebuah pernyataan di situs Facebook Komite Informasi Myanmar, lima keluarga dikirim ke kamp permukiman Taipingolemy di Rakhine pada Sabtu pagi, waktu setempat. "Lima anggota keluarga muslim tiba pusat penerimaan Taungpyoletwea di negara bagian Rakhine pada Sabtu pagi," demikian pernyataan pemerintah Myanmar, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 15 April 2018.
Baca: Pengungsi Rohingya Ragu Keselamatannya di Myanmar
Pengungsi Rohingya terlihat di kamp pengungsi Kutupalong di Maynar Guna, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 7 April 2018. Arif Hüdaverdi Yaman/Anadolu
Keluarga itu kemudian diperiksa oleh petugas imigrasi dan kesehatan, sebelum diberikan bantuan bahan malanan seperti beras, kelambu, selimut, pakaian dan peralatan dapur.
Pemerintah Myanmar juga memberikan Kartu Verifikasi Nasional atau NVC kepada mereka sebagai bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah untuk mendaftarkan Rohingya sebelum diakui kewarganegaraannya. Namun Kartu tersebut ditolak secara luas oleh para pemimpin komunitas Rohingya karena dianggap tidak menjamin pengakuan sebagai penduduk Myanmar seutuhnya.Pengungsi Rohingya mengantre di kamp pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh, 7 April 2018. Ribuan etnis Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar mencoba untuk hidup dalam kondisi sulit di permukiman darurat. Arif Hüdaverdi Yaman/Anadolu
Repatriasi pengungsi Myanmar dari Bangladesh berlangsung menyusul keprihatinan PBB dan lembaga kemanusiaan internasional atas kegagalan Myanmar menangani diskriminasi hukum, kemanusiaan serta masalah penganiayaan pada etnis minoritas Rohingya.
Setelah rombongan pertama tiba, pemerintah Myanmar belum memberikan informasi terkait kapan pengungsi Rohingya lainnya akan dipulangkan.
Baca: Bangladesh Putuskan Tunda Pemulangan Rohingya ke Myanmar
Myanmar dan Bangladesh menandatangani kesepakatan pada Januari 2018 untuk menyelesaikan repatriasi sukarela para pengungsi. Untuk menampung kepulangan pengungsi rohingya, Myanmar mendirikan dua pusat penerimaan sementara di dekat perbatasan di Rakhine. Hampir 700.000 pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar dan menetap di kamp pengungsi Bangladesh.