TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Donald Trump memperingatkan Rusia untuk bersiap menghadapi tembakan rudal-rudal Amerika Serikat yang diarahkan ke Suriah sebagai balasan atas penggunaan senjata kimia yang membunuh warga Suriah.
Sebelumnya Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah sebagai balasan atas tudingan Amerika Serikat bahwa pasukan pemerintahan Bashar al Assad yang didukung Rusia telah membunuh rakyatnya dengan senjata kimia.
Baca: Memanas, Trump Beri Sanksi Lingkaran Satu Putin
"Rusia bersumpah menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus dan baru dan cerdas!. Anda tidak seharusnya menjadi mitra dengan Gas Pembunuh Binatang yang membunuh rakyatnya sendiri dan menikmatinya!" kata Presiden Trump melalui akun Twitternya seperti dikutip dari CNN, 11 April 2018.
Sejumlah pejabat di pemerintahan Trump telah membahas kemungkinan melakukan operasi militer bersama dengan Prancis dan Inggris sebagai balasan atas serangan gas beracun terhadap rakyat Suriah, seperti dikutip dari Time, 11 April 2018.
Anak-anak menerima perawatan medis setelah pasukan rezim Assad diduga melakukan serangan gas beracun ke kota Duma, Ghouta Timur, Damaskus, Suriah, 7 April 2018. Media pemerintah Suriah membantah jika militer telah meluncurkan serangan kimia. Fadi Abdullah/Anadolu
Baca: Trump dan Putin Sepakat Solusi Gencatan Senjata di Suriah
Sedikitnya 40 orang tewas akibat serangan kimia itu. Rusia maupun pasukan Assad membantah telah menggunakan senjata kimia kepada warga Douma, Suriah.
Beberapa pejabat Amerika Serikat kepada The Associated Press mengatakan, sekutu telah mempertimbangkan melakukan serangan udara segera di akhir pekan ini.
Menanggapi ancaman Trump menembakkan rudal-rudalnya ke Suriah, sejumlah anggota parlemen Rusia mengingatkan Amerika Serikat bahwa Moscow menganggap serangan rudal ke Suriah sebagai kejahatan perang. Serangan rudal ini juga akan memicu konflik militer secara langsung.
Seorang dokter memeriksa keadaan dua orang wanita yang terkena seragan gas di desa Kfar Zeita di provinsi tengah Hama (23/5). Aktivis oposisi Suriah mengatakan gas klorin berada di jalan-jalan desa, yang diduga kampanye senjata kimia oleh Presiden Bashar al-Assad. REUTERS/Badi Khlif
Baca: Putin, Presiden Pertama yang Kunjungi Suriah dalam 7 Tahun
Ancaman Trump ini membuat hubungan kedua negara semakin buruk dan menambah kebingungan tentang kebijakan Amerika Serikat di Suriah. Penyebabnya, Trump telah mengeluarkan pernyataan pada awal April ini bahwa diriya segera menarik pasukannya dari Suriah, seperti dikutip dari CNN, 11 April 2018.
Dua hari lalu, Trump mengancam Presiden Rusia Vladimir Putin dan Iran atas dukungan keduanya terhadap Assad dengan mengatakan harga yang mahal yang harus dibayar atas kematian rakyat Suriah akibat serangan gas kimia pekan lalu.