TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat memberikan sinyal ingin memulihkan hubungan baik dengan Rusia setelah mereka terbawa arus oleh serangan racun saraf yang menimpa seorang mantan agen spionase di Inggris.
Sebelumnya, Amerika Serikat, Jerman dan sejumlah negara Eropa lainnya berdiri tegak di belakang Inggris terkait serangan racun saraf Novichok yang menghantam agen mata-mata Sergei Skripal dan putrinya di Inggris.
Baca: Amerika Serikat Usir 60 Diplomat Rusia
Sergei Skripal. RTR/via Reuters TV
Skripal, 66 tahun, seorang mantan agen Rusia yang memilih menjadi warga negara Inggris ditemukan sekarat bersama putrinya, Yulia, 33 tahun, di luar pusat perbelanjaan di Salbury, selatan Inggris, awal Maret 2018.
Insiden ini membuat Inggris geram. Negeri itu mengancam mengusir 23 diplomat Rusia. Sikap Inggris disusul Jerman, Prancis, Amerika Serikat, Latvia dan Lithuania.Manten intelijen Rusia dan Inggris, Sergei Skripal sekarat terkena zat tak dikenal di Inggris [Independent.co.uk/AP]
Konsulat Amerika Serikat di Moskow, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, mengatakan melalui akun Twitter, negaranya akan tetap melanjutkan kerja sama dengan meningkatkan hubungan AS-Rusia setelah penutupan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di St.Petersburg.
Baca: Inggris, Amerika, Jerman, dan Prancis Bersatu Salahkan Rusia
"Saat ini Konsulat Jenderal ditutup, tetapi kerja sama kami dengan Rusia masih terus berlanjut," bunyi Twitter Kedutaan Besar Amerika Serikat.