TEMPO.CO, Jakarta - Lima anggota keluarga India tewas dan dua lainnya luka-luka menyusul adu tembak antara pasukan Pakistan dengan India di sepanjang Garis Kontrol, Ahad, 18 Maret 2018.
"Daerah ini secara de facto diakui milik India dan Pakistan," kata militer dan polisi India seperti dikutip Reuters, Senin, 19 Maret 2018.
Baca: Pemberontak Kashmir Serukan Protes, India Terapkan Jam Malam
Seorang anak merintih kesakitan usai tertambak oleh petugas keamanan pada matanya saat terjadinya bentrok anatar pengunjuk rasa dengan petugas di Srinagar, Kashmir India, 18 Agustus 2016. REUTERS
Menurut pejabat militer India yang tak bersedia disebutkan namanya, kedua belah pihak sempat bentrok senjata berat meskipun India dan Pakistan telah menandatangani gencatan senjata 15 tahun.
"Sembilan warga di wilayah perbatasan Kashmir Pakistan cedera akibat tembakan pasukan India pada Sabttu malam, 17 Maret 2018," bunyi pernyataan militer Pakistan, Ahad, 18 Maret 2018.
Keteganan dua negara bertetangga ini meninggi sejak munculnya sebuah serangan terhadap kamp militer India yang menguasai sebagian wilayah Kashnir bulan lalu. Serangan tersebut mengakibatkan enam serdadu tewas.
"India menyalahkan Pakistan atas serangan tersebut," tulis Reuters, Senin, 19 Maret 2018.
Negara di Asia Selatan ini pernah terlibat perang sengit sejak merdeka pada 1947 untuk memperebutkan Kashmir yang berpenduduk mayoritas muslim. Kedua negara mengklaim bahwa Kashimir bagian dari wilayah mereka.Petugas membongkar barikade yang dibuat pengunjuk rasa saat aksi protes terbunuhnya mahasiswa Muslim di Srinagar, Kashmir India, 14 Januari 2016. Petugas membubarkan unjuk rasa dengan menembakan gas air mata. AP/Dar Yasin
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan India, Letnan Kolonel Devender Anand, Ahad, pasukan Pakistan yang memulai serangan pada pukul 07.45 pagi waktu setempat.
"Mereka sangaja menembaki warga sipil," kata Anand. "Militer membalas dengan kuat dan efektif guna membungkam senjata Pakistan."
Direktur Jenderal Kepolisian India di Kashmir, SP Vaid, dalam keterangannya kepada media mengatakan, lima orang yang tewas berada di Desa Devta Dhar ketika rumah Choudhary Mohammad Ramzan dihantam senjata berat.
Baca: India Vs Pakistan: 5000 Bunker Dibangun di Perbatasan Kashmir
di antara yang tewas itu antara lain Ramzan, 45 tahun, istrinya Malka Bi, 45 tahun, dan tiga putranya: Muhammad Rehman, 19 tahun, Muhammad Rizwan, 18 tahun, dan Muhammad Razaq.
"Seluruh korban tewas delapan orang," ucap Vaid.
Adapun dua putri Ramzan yakni Nooren Akhtar, 14 tahun, dan Marin Akhtar, 7 tahun, kondisinya kritis. "Keduanya dilarikan ke sebuah rumah sakit di Jammu, India," kata Vaid.