TEMPO.CO, Kashmir - Media cetak di Kashmir, India, dilarang terbit selama tiga hari setelah polisi menutup sebuah percetakan besar pada Jumat, 15 Juli 2016 malam, waktu setempat. Dalam situs Hindustan Times dijelaskan bahwa akses Internet dan TV kabel juga diblokir, namun telah dipulihkan pada Sabtu malam, 16 Juli 2016.
“Sekitar pukul 02.00 pagi media digerebek. Polisi meminta kami untuk berhenti mencetak. Padahal sekitar 10 ribu salinan harian Uzma sudah dicetak. Polisi menangkap tiga karyawan kami dan mengambil salinan cetak, bahkan kertas koran,” kata Rashid Makhdoomi, selaku penerbit media terbesar di India Greater Kashmir, seperti dilansir Hindustantimes.com pada Minggu, 17 Juli 2016.
Juru bicara pemerintah, Nayeem Akhtar, mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat upaya perdamaian. Tidak dijelaskan seperti apa kondisi yang mencekam India saat itu.
Namun dalam situs tersebut dijelaskan bahwa penutupan akses informasi ini terjadi karena Pakistan mengeluarkan pernyataan akan melakukan pengamatan pada Selasa, 19 Juli 2016, yang disebut sebagai black day. Pengamatan tersebut merupakan bentuk protes Pakistan atas pembunuhan di Jammu dan Kashmir oleh pasukan India.
“Pakistan telah memberikan sebuah panggilan. Ada upaya untuk menumbangkan perdamaian. Itu adalah situasi yang tidak biasa sehingga kami terpaksa mengambil sebuah langkah yang tidak diinginkan,” kata Akhtar.
HINDUSTAN TIMES | LANI DIANA | MR