TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah gereja di Desa Kizlyar, Republik Dagestan, Rusia, diserang oleh seorang pria dengan memuntahkan tembakan secara acak, akibat aksinya lima orang tewas. Kawasan ini dihuni oleh mayoritas umat Islam.
Kantor berita Rusia,TASS, pada 18 Februari 2018, mengatakan, serangan tersebut terjadi pada perayaan Maslenitsa, hari libur umum umat Kristen, untuk menandai hari terakhir sebelum masa Prapaskah, menurut kalender Ortodoks Timur.
Baca: Jurnalis Dagestan Tewas Ditembak
Foto pemberontak Rusia William Plotnikov (kanan) dengan temannya. Ia dan kelompoknya tewas dalam serangan di Dagestan, Rusia. REUTERS
"Penembak tersebut diidentifikasi sebagai pria berusia 22 tahun dari wilayah tersebut," demikian lapor kantor berita TASS mengutip sebuah komite investigasi.
Otoritas pemerintahan Kota Kizlyar mengatakan kepada media, pelaku bernama Khalil Khalilov, penduduk desa setempat. Menurutnya, Khalilov pertama kali mencoba masuk ke gereja, tapi ketika pintu ditutup, dia menembaki orang-orang yang meninggalkan rumah Tuhan tersebut.
Seorang saksi mata, Oksana, mengatakan bahwa kejadian itu berlangsung tepat di depan gereja. Dia menerangkan, pria bersenjata tersebut menargetkan orang-orang saat keluar, tapi untungnya banyak pengunjung gereja berhasil berlindung di dalam gedung untuk memberikan lebih banyak waktu bagi petugas keamanan menanggapi serangan tersebut.Foto pemberontak Rusia William Plotnikov (kanan) dengan temannya. Ia dan kelompoknya tewas dalam suatu serangan yang melibatkan kaum muslim Kanada di Dagestan, Rusia. REUTERS
"Ada banyak orang di sana, ibu dengan anak kecil dan orang tua. Saya percaya Tuhan menyelamatkan kami, tidak membiarkan orang tersebut masuk ke dalam gereja," kata saksi mata. Dia menambahkan bahwa pria bersenjata itu terbunuh saat mencoba melarikan diri dari tempat kejadian.
"Dia ditembak mati oleh petugas keamanan. Petugas keamanan menemukan senjata, peluru dan pisau di dekat tersangka," tulis Russian Today.
Baca: Aina Gamzatova, Hijaber Penantang Putin dalam Pilpres 2018
Otoritas Spiritual Muslim Dagestan menyebut penembakan tersebut sebagai sebuah "tragedi," yang harus dikutuk. "Kami mengucapkan belasungkawa kepada saudara-saudara yang terbunuh atau terluka," kata Muftiyat dalam sebuah pernyataan. Ia mengatakan bahwa pelaku adalah penganut Wahabisme, sebuah interpretasi garis keras Islam.
Dagestan, berbatasan dengan Chechnya, adalah salah satu daerah termiskin dan paling tidak stabil di Rusia.