TEMPO Interaktif, Dagestan - Sebuah bom meledak di jalur kereta api di Provinsi Dagestan, Rusia pada hari Minggu (4/4). Ledakan di jalur kereta barang ini hanya selang beberapa hari dari aksi pembom bunuh diri yang menewaskan 12 orang di kawasan itu. Tidak ada yang terluka dalam insiden ini.
Ledakan terjadi subuh menyebabkan delapan gerbong kereta yang membawa bahan bangunan tergelincir. Rusia berada dalam ancaman setelah serangan bunuh diri di Moskow dan Dagestan menewaskan lebih dari 50 orang dalam seminggu terakhir.
Keamanan diperketat telah diperintahkan Presiden Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Vladimir Putin, setelah menghadiri upacara malam Paskah di Gereja Ortodoks Rusia -sebagai hari libur paling penting bagi agama yang dominan di negara itu.
Pada hari Rabu, dua pemboman bunuh diri di kota Dagestan, Kizlyar, menewaskan 12 orang termasuk sembilan polisi, kata pihak berwenang. Serangan itu terjadi dua hari setelah pemboman bunuh diri kembar di metro Moskow, yang menewaskan sedikitnya 40 dan memicu kekhawatiran dari kampanye utama serangan di jantung Rusia oleh militan yang berbasis di Utara Kaukasus.
Pada bulan November, pengeboman dilakukan militan Kaukasus Utara menewaskan 26 orang di kereta penumpang dari Moskow ke St Petersburg.
Pemimpin pemberontak Chechnya menginginkan sebuah negara Islam di seluruh Kaukasus Utara. Mereka mengaku bertanggungjawab atas pengeboman metro Moskow.
Sementara pihak berwenang Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa salah satu pembom adalah penduduk asli Dagestan, berusia 17 tahun, janda dari seorang militan tewas oleh pasukan Rusia. Seperti halnya Chechnya dan Ingushetia yang wilayahnya berdampingan, Dagestan telah dilanda kekerasan dalam dua tahun terakhir, dengan serangan yang menargetkan kantor polisi.
REUTERS| NUR HARYANTO