TEMPO.CO, Moskow - Seorang jurnalis di daerah bergolak Republik Dagestan, Rusia, tewas ditembak. Menurut penyelidik dan sejawatnya, kematian tersebut terkait dengan profesinya.
Akhmednabi Akhmednabiyev tewas pada Selasa, 9 Juli 2013, setelah mendapatkan tembakan senapan mesin yang diarahkan ke mobilnya oleh orang tak dikenal dekat kediamannya di luar ibu kota Dagestan, Makhachkala.
Penyelidik dalam keterangannya kepada pers mengatakan, sang jurnalis pernah menerima ancaman pembunuhan pada Januari 2013. Situs Novoye Delo, tempat dia bekerja, menyebutkan Akhmednabiyev, 53 tahun, adalah seorang wakil redaktur yang kerap meliput masalah politik. "Hampir seluruh tulisannya difokuskan pada apa yang terjadi di balik kekerasan di kawasan Dagestan."
Risiko pembunuhan kerap dihadapi para wartawan yang bertugas di Dagestan, negara bagian yang diselimuti korupsi dan pemberontakan bersenjata oleh kelompok-kelompok yang ingin menerapkan hukum Islam.
Menurut situs Caucasian Knot, Akhmednabiyev merupakan jurnalis ke-17 yang tewas akibat pergolakan di Dagestan sejak 1993. Dia bekerja sebagai koresponden selama tujuh tahun. "Jelasnya, dia menjadi target pembunuhan," ungkap Grigory Shvedov, editor Moscow.
Baca Juga:
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh
Terpopuler:
5 Manfaat Berciuman bagi Kesehatan
Korupsi Simulator, KPK Periksa Lagi Jenderal Nanan
Demi Kebersihan, Kini Ada Urinoir dengan Wastafel
Ini Alasan Kuba Terima Permintaan Suaka Snowden
Pemain Muslim Mengubah Liga Inggris
Simulator SIM, Ini Pertanyaan KPK untuk Nanan