TEMPO.CO, Jakarta - Badai tropis menghantam Filipina, Sabtu, 23 Desember 2017, mengakibatkan tanah longsor dan banjir serta menewaskan sekitar 90 orang. Menurut keterangan polisi kepada media sebagaimana dikutip Christian Today, badai tersebut juga menyebabkan puluhan orang hilang.
Baca: Badai Urduja Picu Tanah Longsor di Filipina, 27 Orang Tewas
Warga Filipina bersiap untuk dievakuasi oleh pasuka militer Filipina usai dilanda banjir di Desa Tzu Chi di Barangay Liloan, Filipina, 17 Desember 2017. Badai tropis Kai-Tak menerjang wilayah Filipina bagian timur hingga memicu banjir dan tanah longsor. ORMOC CITY POLICE OFFICE/via REUTERS
"Kami sedang menunggu laporan dari dari sebuah desa pertanian yang kabarnya terkubur oleh tanah longsor," kata Ryan Cabus, seorang pejabat dari Kota Tubod. Dia mengatakan akibat lain dari bencana tersebut, listrik dan jalur komunikasi di kawasan banjir dan tanah longsor terputus.
Kantor Biro Cuaca Filipina dalam keterangannya mengatakan, badai mematikan tersebut melaju lurus dari Laut Sulu disertai angin kencang dengan kecepatan 80 kilometer per jam, selanjutnya bergerak ke arah barat dengan kecepatan 20 kilometer per jam.Warga menaiki perahu darurat untuk menembus banjir yang merendam wilayah Quezon akibat sapuan badai tropis Maring yang melanda Pulau Luzon, Filipina, 12 September 2017. REUTERS/Erik De Castro
Tampak tentara dan polisi dibantu relawan setempat mencari korban selamat, membersihkan puing, pepohonan yang tumbang, serta memperbaiki listrik dan jaringan komunikasi.
Baca: Badai Filipina Telan 1.000 Nyawa
"Akibat badai tersebut, sedikitnya 90 orang tewas di berbagai tempat, termasuk 39 orang di Tubod, El Salvador dan Munai. Semua kota itu terletak di Provinsi Lanao del Norte, Filipina," tulis Christian Today, Sabtu.