TEMPO.CO, Manila - Jumlah korban tewas setelah serangan badai Bopha di selatan Filipina mencapai 420 orang. Sebanyak 400 lainnya dinyatakan hilang. Demikian keterangan otoritas Filipina kepada media, Kamis, 6 Desember 2012. Angka ini bertambah dibanding laporan sebelumnya.
Warga korban badai, Jumat, 7 Desember 2012, mulai menguburkan korban tewas. Sementara pihak tim penyelamat terus mencari korban yang masih hidup di kawasan terpencil.
Pejabat di Lembah Compostela, salah satu provinsi yang paling buruk terkena bencana di Kepulauan Mindanao, sedang mempertimbangkan melakukan penguburan massal terhadap mayat korban badai yang menghantam pada Selasa, 4 Desember 2012.
"Kami sedang berpikir untuk melakukan penguburan massal korban badai demi alasan kesehatan," kata Mayor Jenderal Ariel Bernardo, Komandan Divisi Angkatan Darat di selatan Filipina, kepada kantor berita Reuters. "Jasad koban mulai mengeluarkan bau menyengat."
Usai badai, sedikitnya 250 ribu orang dilaporkan meninggalkan kediamannya. PBB, Kamis, 6 Desember 2012, meminta dukungan internasional guna membantu otoritas meringankan beban usai bencana.
Juru bicara PBB mengatakan, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengirimkan kawat bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada pemerintah Filipina akibat badai Bopha yang menghantam Kepulauan Mindanao, Selasa. Badai Bopha menyebabkan tanah longsor dan banjir. Presiden Filipina sudah mengunjungi korban.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Kurikulum Baru, SMA Tidak Ada Penjurusan
Ide Jokowi Atasi Kemacetan Dinilai Tak Efektif
Pelajar Situbondo Bentuk Kelompok Arisan Seks
Skandal Bupati Aceng Tak Kejutkan Kawan Dekatnya
Sebelum Berpolitik, Bupati Aceng Juragan Ayam