TEMPO.CO, Washington DC -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan Yerusalem sebagai ibukota Israel. Kebijakan ini sekaligus membalik kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade terakhir.
Trump juga memulai proses pemindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. "Hari ini kita akhirnya mengakui hal yang jelas: bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel," kata Trump dalam pernyataan di Diplomatic Reception Room di Gedung Putih seperti dilansir NY Times, Rabu, 6 Desember 2017. "Ini tidak lain adalah pengakuan realita. Ini juga hal yang benar dilakukan. Ini sesuatu yang harus dilakukan."
Baca: Trump akan Pindahkan Kedubes, Ini Reaksi Pemimpin Arab
Trump mengatakan keputusannya ini sebagai pemutusan terhadap kebijakan gagal selama puluhan tahun di Yerusalem. AS dan semua negara di dunia telah menolak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel sejak berdirinya negara itu pada 1948. Kebijakan ini, menurut dia, tidak membawa perdamaian menjadi lebih dekat antara Israel dan Palestina.
Baca: Donald Trump: Kedutaan Amerika Serikat Pindah ke Yerusalem
"Itu akan menjadi asumsi keliru bahwa mengulangi kebijakan yang persis sama akan membawa hasil berbeda," kata Trump.
Mengakui Yerusalem, menurut Trump, merupakan langkah untuk perdamaian yang selama ini tertunda. "Akan ada tentu saja perbedaan pendapat soal pengumuman ini," kata Trump. Dia meminta semua pihak tenang, bersikap moderat dan suara toleransi menang atas kebencian.
Peryataan Trump ini menjadi pernyataan yang paling disoroti selama masa kepresidenan hingga saat ini dalam hal Timur Tengah. Trump telah berjanji akan memfasilitasi "kesepakatan besar" antara Israel dan Palestina tapi dia masih harus mencari terobosan untuk mengakhiri konflik. Dia mengatakan masih berkomitmen untuk memfasilitasi perjanjian yang menguntungkan Israel dan Palestina.
Trump mengatakan keputusannya terkait Yerusalem ini jangan dilihat bahwa AS mengambil posisi mengenai kapan dan bagaimana kota itu akhirnya akan dibagi. Namun, dia tidak menyebut mengenai harapan Palestina bahwa Yerusalem sebagai ibukota dari negara Palestina di masa depan.
Trump juga menegaskan janji kampanye Presiden 2016 soal memindahkan kedutaan AS. "Sementara Presiden-Presiden sebelumnya telah membuat janji kampanye ini, mereka gagal melaksanakannya. Hari ini saya melaksanakannya."
Meskipun dia tidak menyebutkan namun Trump juga menandatangani dokumen keamanan yang telah ditandatangani Presiden Barack Obama hingga Bill Clinton. Dokumen keamanan nasional ini mengizinkan pemerintah untuk menunda pemindahan kedubes di Tel Aviv selama enam bulan lagi. Menurut pejabat Gedung Putih, ini tidak terhindarkan karena proses pemindahan kedubes membutuhkan waktu beberapa tahun.