TEMPO.CO, Sanaa -- Ibu kota Yaman, Sanaa, terlihat tenang setelah lima hari terakhir mengalami pertempuran kota antara pasukan milisi Houthi dengan pendukung eks Presiden, Ali Abdullah Saleh. Tim dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah telah mendarat di bandara di ibu kota Sanaa.
"Pertempuran di jalan-jalan telah berhenti meskipun ada 25 kali serangan udara semalam," kata Jamie McGoldrick, koordinator bantuan kemanusiaan PBB, Selasa, 5 Desember 2017, seperti dilansir media ABC asa Australia. Serangan udara ini dilakukan oleh pasukan Arab Saudi. Ada kabar pemakaman Saleh akan berlangsung Selasa waktu setempat.
Baca: Berbalik Dukung Saudi, Eks Presiden Yaman Tewas Ditembak Houthi
Saleh tewas setelah diserang milisi Houthi, yang sebelumnya merupakan sekutunya. Ini terjadi setelah dua hari sebelumnya, Saleh mengumumkan berganti dukungan dari Houthi, yang didukung Iran, ke koalisi pimpinan Arab Saudi.
Baca: Yaman, Negeri Termiskin di Dunia Arab
Ini membuat pasukan Saleh berperang melawan milisi Houthi sejak sepekan terakhir. Perang ini sendiri telah berlangsung selama tiga tahun terakhir.
Kondisi perang Yaman ini mengkhawatirkan karena pasukan pimpinan Arab Saudi mengumumkan pemblokiran semua akses ke Yaman. PBB mengecam tindakan ini karena dinilai bisa menimbulkan bencana kemanusiaan kelaparan massal. Belakangan, Saudi membuka akses terhadap bandara Sanaa dan dua pelabuhan untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.