TEMPO.CO, Jakarta -Badan intelijen Korea Selatan atau NIS mengungkapkan Korea Utara sedang melakukan uji coba nuklir baru dengan hulu ledak berukuran mini. Bersamaan itu juga dilakukan peluncuran rudal balistik.
"Korea Utara akan melakukan uji coba nuklir tambahan dan melanjutkan pembangunan hulu ledak nuklir dalam ukuran mini dan beragam," ungkap NIS saat berbicara dalam rapat audit anggota parlemen Korea Selatan, Kamis, 2 November 2017 seperti dikutip dari Korea Times.
Baca: Korea Utara Diduga Bakal Uji Coba Bom Nuklir Paling Mematikan
NIS menjelaskan, pergerakan cepat terjadi di sekitar pusat penelitian rudal di Pyongyang. Ini sebagai indikasi bahwa Pyongyang melanjutkan aksi provokasinya untuk pertama kali sejak September lalu.
Uji coba nuklir baru itu akan diadakan di Terowongan 3 di Punggye-ri. Bersamaan itu sedang dipersiapkan Terowongan 4 untuk melakukan uji coba nuklir baru di bawah tanah.
Baca: Kim Jong Un Perintahkan Semua Warga Korea Utara Keluar dari Cina
Akhir Oktober lalu, The Sun melaporkan pernyataan sejumlah ahli nuklir bahwa Kim Jong-un mungkin ingin meledakkan bom hidrogen di atas Samudera Pasifik.
Para pakar ini juga mengindikasikan Korea Utara di ambang peluncuran rudal Juche Bird yang mematikan karena memiliki daya ledak untuk membunuh sebagian besar kehidupan di zona uji cobanya.
Baca: Moon: Korea Selatan Tolak Korea Utara Jadi Negara Nuklir
Menurut NIS, kemungkinan lokasi uji coba nuklir baru akan mengalami bencana seperti saat uji coba nuklir dengan kekuatan besar pada 3 September lalu yang menimbulkan gempa berkekuatan 6,3 di Punggye-ri.
Dan bencana terbaru, terowongan runtuh dan membuat sekitar 100 orang tewas tertimbun dan 100 orang terperangkap dalam pada 10 Oktober lalu. Namun Korea Utara membantah kabar terowongan runtuh dan menyebut informasi itu salah.