TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Bangladesh memprotes Myanmar yang ketahuan memasuki wilayah udara Bangladesh tanpa izin sebanyak tiga kali dalam seminggu terakhir bersamaan dengan mengalirnya pengungsi Rohingya dari negara itu. Menurut Bangladesh, drone dan beberapa helikopter milik Myanmar tertangkap memasuki wilayah udara Bangladesh pada tanggal 10, 12 dan 14 September 2017.
Baca: Myanmar Tutup Akses Pihak Asing Masuk Rakhine
Myanmar kemudian diperingatkan untuk tidak melakukan tindakan provokasi yang dapat menimbulkan konsekwensi yang tidak diinginkan
"Bangladesh menyampaikan keprihatinannya yang mendalam atas tindakan provokasi berulang kali dan menuntut Myanmar segera mengambil langkah untuk memastikan pelanggaran kedaulatan negara seperti ini tidak terulang kembali. Tindakan provokasi akan berakibat pada konsekwensi yang tidak diinginkan," ujar pernyataan resmi pemerintah Bangladesh pada Jumat malam, 15 September 2017 seperti dikutip dari Dawn, 17 September 2017.
Baca: HRW Sebut Militer Myanmar Lakukan Pembakaran Massal Desa Rohingya
Juru bicar pemerintah Myanmar, Zaw Htay, mengatakan dirinya tidak menerima informasi tentang protes Bangladesh atas Myanmar yang memasuki wilayah udara negara itu tanpa izin. Ia mau mengecek lebih dulu informasi itu.
"Dua negara sedang menghadapi krisis pengungsi. Kami perlu berkolaborasi dengan pemahaman yang baik," kata Htay kepada Reuters.
Lebih dari 400 ribu etnis minoritas Muslim Rohingya memasuki Bangladesh setelah melarikan diri dari tempat tinggal mereka di negara bagian Rakhine, Myanmar dalam 2 minggu terakhir. Mereka korban operasi militer Myanmar memberangus pemberontak Rohingya, ARSA, setelah menyerang pos polisi dan kamp militer pada 25 Agustus lalu.
DAWN | MARIA RITA