TEMPO.CO, Damaskus – Konvoi bantuan dari masyarakat setempat dan komunitas internasional berhasil menjangkau sejumlah kota di Suriah, di mana ribuan orang terperangkap dan mati kelaparan akibat perang saudara di negeri itu sejak 2011.
Bantuan kemanusiaan itu bisa tiba di kawasan yang penduduknya mengalami penderitaan setelah terjadi kesepakatan antara pasukan pemerintah dan pemberontak yang menguasai daerah tersebut.
Rombongan truk pertama tiba di Madaya, kota yang pernah dikuasai kelompok militan yang terletak di sebelah barat Damaskus dan perbatasan Libanon. Kota ini direbut kembali oleh pasukan pemerintah dan Hizbullah sejak Juli 2015.
Adapun konvoi bantuan kemanusiaan berikutnya merapat di Kota Foua dan Kefraya. Dua kota yang terletak di Provinsi Idlib ini dikuasai pasukan oposisi terhadap Presiden Bashar al-Assad.
Lembaga internasional World Food Programme dalam keterangannya yang diperoleh Al-Jazeera menyatakan bantuan kemanusiaan untuk Kota Madaya diperuntukkan bagi 40 ribu warga. “Bantuan ini untuk kebutuhan satu bulan.”
Abou Ammar, aktivis di Suriah, mengatakan bantuan dari masyarakat lokal juga sedang menunggu untuk dikirimkan ke daerah yang penduduknya menderita sejak dinihari. “Kami menunggu sejak pukul 5 pagi karena kondisi di sana sangat buruk. Meskipun demikian, kami akan tetap ke sana,” ujarnya kepada Al-Jazeera.
Dia menambahkan, satu orang meninggal akibat kelaparan beberapa jam sebelum bantuan menjangkau kota tersebut. Menurut dia, puluhan orang tewas karena kekurangan makanan.
Lembaga bantuan kemanusiaan urusan pengungsi PBB, UNHCR, menyebutkan rombongan pertama pembawa bantuan kemanusiaan terdiri atas 49 kendaraan. “Empat truk berisi selimut dan paket sembako yang diizinkan masuk ke daerah tersebut. Tampak sejumlah relawan menurunkan bantuan kemanusiaan tersebut kepada yang berhak. Terlihat pula sejumlah warga kelaparan, termasuk anak-anak,” demikian pernyataan UNHCR.
Marianne Gasser, dari Palang Merah Internasional yang diutus untuk wilayah Suriah, berharap bantuan kemanusiaan ini bisa berlangsung dalam beberapa hari. “Jenis bantuan yang tiba ini sangat sedikit dan tidak cukup untuk waktu lama. Ini lelucon saja. Saya meminta masyarakat internasional membebaskan kawasan ini dari kepungan dan membantu masyarakat Madaya,” ucapnya.
Dua kota berpenduduk Syiah, Fua dan Kefraya, hingga saat ini masih dikuasai kelompok pemberontak Jaysh ek Fateh—koalisi kelompok oposisi Ahrar al-Sham dan Front Nusra—sejak Maret 2015.
Anas Maarawi, seorang aktivis media di Idlib, mengatakan kepada Al-Jazeera, empat truk tiba di dua kota tersebut. "Sisanya dalam perjalanan menuju kota itu. Saya dengar masih ada 16 truk lagi menuju kemari.”
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN