TEMPO.CO, Manila - Otoritas Filipina membantah serangan kasino Manila pada Jumat, 2 Juni 2017, dilakukan oleh anggota Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, sebagaimana dikatakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menurut kepolisian setempat, serangan kasino Manila mengakibatkan sedikitnya 36 orang tewas dan 54 korban lainnya luka-luka, itu bermotif perampokan kasino oleh seorang pria bersenjata yang kemudian membakar meja judi.
Baca: Polisi Filipina: Penembakan di Manila Tidak Terkait Teror
Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa serangan mematikan di kompleks hiburan Resort World Manila dilakukan oleh seorang teroris. Namun, pejabat berwenang Filipinan yakin bahwa serangan kasino Manila berlatarbelakang perampokan dan tidak ada kaitannya dengan terorisme.
"Seluruh petunjuk mengarah pada satu titik yakni aksi kejahatan oleh seseorang yang tampaknya emosinya terganggu," kata juru bicara Presiden Rodrigo Duterte.
"Meskipun pelaku memberikan tembakan peringatan, sepertinya tidak ada indikasi bahwa dia ingin menyakiti atau menembak siapa pun."
Dia menambahkan, tidak ada bukti yang menghubungkan serangan kasino Manila dengan pertempuran antara pasukan pemerintah dan militan Islam di Marawi, sebelah selatan negara tersebut.
Hampir seluruh korban tewas akibat tercekik lehernya akibat menghirup asap di ruang kasino yang dibakar oleh pelaku. Para korban panik setelah mendengar suara tembakan dan pembakaran meja judi sehingga berebut keluar menyelamatkan diri.
Kepala Kepolisian Metro Manila, Oscar Albayalde, dalam keterangannya kepada media mengatakan, hampir seluruh korban tewas berada di ruang utama kasino Manila.
CHRISTIAN TODAY | CHOIRUL AMINUDDIN