TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta maaf atas kegagalannya menyelamatkan pria tua asal Jerman, Jurgen Gustav Kantner, yang dipenggal kepalanya oleh kelompok Abu Sayyaf.
Berpidato untuk pemerintah Jerman dan keluarga Kantner, Presiden Duterte mengatakan dia sangat menyesal atas kematian warga Jerman itu. Dia menambahkan, militer telah berupaya keras dengan menggelar operasi untuk menyelamatkan dia.
Baca juga: Duterte Perintahkan Militer Mengebom Abu Sayyaf dan Sandera
"Kami benar-benar telah melakukan aksi sebaik mungkin. Kami berada di sana. Operasi militer telah berkali-kali dilancarkan di sana, namun kami gagal. Itu harus diakui," kata Presiden Duterte di depan wartawan, Selasa.
Abu Sayyaf -kerap menculik sandera untuk ditukar dengan uang, selanjutnya tebusan itu untuk kebutuhan perjuangannya di selatan Filipina- membunuh Jurgen Gustav Kantner, 70 tahun, dengan cara penggal kepala setelah tuntutannya senilai US$ 600 ribu atau setara dengan Rp 8 miliar tidak dipenuhi.
Baca juga: Sumpah Duterte ke Abu Sayyaf: Saya Akan Memakanmu
Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk aksi itu seraya mengatakan bahwa perbuatan itu sangat keji.
Abu Sayyaf telah menculik warga asing dan lokal selama beberapa dekade dan menukar mereka dengan tebusan di kepulauan terpencil di selatan Filipina. Jurgen Gustav Kantner dipancung kepalanya karena tak ada yang bersedia menebus sandera itu.
Presiden Duterte telah memerintahkan aparat militernya untuk memberangus Abu Sayyaf. Bahkan dia meminta kerja sama dengan Indonesia dan Malaysia untuk memberangus Abu Sayyaf.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN