TEMPO.CO, Laos- Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersumpah akan memakan tubuh milisi Abu Sayyaf, jaringan kelompok teroris ISIS secara terbuka di hadapan masyarakat. AbuS Sayyaf dituding otak peledakan bom di satu pasar malam yang ramai di kota Davao, pekan lalu.
"Mereka akan membayarnya. Ketika waktunya tiba, saya akan memakan mereka di hadapan orang-orang," tegas Duterte pada Senin malam di hadapan para tamu termasuk anak-anak yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Laos.
Bom meledak di pasar malam yang ramai di tempat kelahiran Duterte di kota Davao, yang menewaskan 14 orang dan melukai 68 orang. Pemerintah Filipina menuding milisi Abu Sayyaf yang merupakan jaringan ISIS sebagai pelaku.
Duterte secara detil menjelaskan rencananya untuk memberangus Abu Sayyaf jika nanti berhasil ditangkap. "Saya akan memotong tubuhmu. Menorehkan cuka dan garam dan saya akan menyantapmu. Saya tidak bercanda," kata Duterte. "Orang-orang ini lebih dari tebusan."
Abu Sayyaf membantah berada di belakang ledakan yang terjadi di pasar malam Roxas Ave, Davao City, pada Jumat, 2 September 2016, pukul 10.30 malam.
Muammar Askali alias Abu Rami, juru bicara kelompok dari faksi Al Harakatul Al Islamiyah (nama resmi Abu Sayyaf), membantah tuduhan pemerintah. Abu Rami menuding Daulat Ul Islamiyah sebagai pelaku peledakan yang menewaskan 14 orang dan melukai 67 orang tersebut.
"Mereka melakukan ini sebagai aksi simpati terhadap kelompok kami dan kami akan mengirim pesan ke Presiden Rodrigo Duterte bahwa semua Daulat di seluruh negeri tidak takut kepadanya," kata Askali, seperti yang dilansir Inquirer pada 3 September 2016.
Dia mengatakan serangan bom itu hanya permulaan dan akan terus ada serangan-serangan serupa menyusul militer Filipina yang terus menekan kelompoknya di Sulu.
RT| INQUIRER | MARIA RITA