TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang demonstrasi berlangsung untuk mengecam Myanmar atas dugaan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap minoritas muslim Rohingya. Sekitar 5.000 muslim Bangladesh berunjuk rasa di Ibu Kota Dhaka seusai salat Jumat, 25 November 2016. Protes juga terjadi di Kuala Lumpur, Jakarta, dan Bangkok. Para pengunjuk rasa menuduh Myanmar membersihkan etnis (genosida) di Negara Bagian Rakhine.
Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman berencana memanggil Duta Besar Myanmar. Malaysia pun mengutuk keras aksi itu. "Malaysia menyerukan pemerintah Myanmar untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan guna mengatasi dugaan pembersihan etnis," bunyi pernyataan pemerintah Malaysia.
Para pengunjuk rasa di Dhaka berkumpul di luar Masjid Baitul Mukarram menuntut diakhirinya kekerasan terhadap muslim Rohingya. Selain itu, mereka mengecam Aung San Suu Kyi dan meminta Bangladesh menerima pengungsi Rohingya. Sekitar 500 warga Malaysia dan Rohingya berkumpul di kedutaan Myanmar dengan membawa spanduk mengecam kejadian itu.
Abu Tahir, pria Rohingya 60 tahun yang melilitkan rantai di tubuhnya, mengatakan telah putus komunikasi dengan keluarganya di Rakhine sejak melarikan diri dua tahun lalu. "Warga Rohingya sedang diperlakukan seperti anjing dan dibunuh," ucapnya sambil meneteskan air mata.
Amir Hamzah, 60 tahun, yang memimpin Koalisi Muslim Malaysia, menuturkan rakyat Malaysia sangat mengutuk tindakan Myanmar. "Kami ingin segera menghentikan kekerasan. Ini kejam," ujarnya.
Di Kuala Lumpur, beberapa lembaga swadaya masyarakat bergabung dengan ratusan muslim Rohingya dalam protes terhadap kekerasan di Rakhine.
Di Jakarta, sekitar 200 demonstran dari beberapa organisasi Islam Indonesia yang tergabung dalam Aliansi untuk Persatuan Muslim berdemonstrasi di luar kedutaan Myanmar. Mereka meminta pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar.
Kementerian Luar Negeri Myanmar menyayangkan aksi protes di Malaysia, Thailand, dan Indonesia, yang didasarkan pada informasi menyimpang. Menurut pemerintah Myanmar, aksi protes tidak membantu situasi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan warga Rohingya adalah minoritas yang paling teraniaya di dunia. Badan pengungsi PBB mengatakan lebih dari 120 ribu muslim Rohingya mengungsi dari Rakhine sejak kerusuhan pada 2012 dengan menempuh perjalanan laut menuju Malaysia. Konflik membuat ratusan muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
ARKHELAUS W. | CHANNEL NEWS ASIA