TEMPO.CO, Teheran -Sekelompok perempuan Iran ditangkap polisi saat mengendarai sepeda untuk menghadiri satu acara di kota Marivan, di wilayah barat laut Iran.
Polisi menjelaskan, pemerintah Iran melarang perempuan mengendarai sepeda di tempat umum. Sejumlah perempuan yang ditangkap kemudian diminta menandatangani surat yang menyatakan tidak akan mengulangi pelanggaran itu.
Seperti dikutip dari Independent.co.uk, 28 Juli 2016, kelompok oposisi Iran Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) memprotes larangan perempuan bersepeda di ruang publik. Para pemrotes kemudian digelandang ke rumah tahanan.
Menurut Farideh Karimi dari NCRI, pembatasan kemerdekaan perempuan saat ini meningkat di bawah pemerintahan Presiden Hassan Rouhani. "Harapan untuk membaiknya hak-hak perempuan di Iran yang telah disarankan di awal pemerintahan Rouhani sebagai presiden khayalan belaka," kata Karimi.
Pejabat Iran meneken aturan larangan bersepeda bagi perempuan di jalan-jalan umum pada Mei lalu . Polisi kemudian mengingatkan perempuan yang melanggar aturan ini akan dituntut.
Sebelum larangan perempuan bersepeda bagi perempuan, Iran lebih dulu memberlakukan kewajiban bagi perempuan Iran untuk mengenakan hijab dan berpakaian "sopan".
Ribuan aparat dengan menyamar mengawasi pelaksanaan aturan mengenakan hijab bagi perempuan Iran. Patroli polisi moral di jalanan untuk memantau terjadinya pelanggaran.
Perempuan Iran juga dilarang untuk menonton pertandingan olah raga atau ikut bermain olah raga yang dianggap untuk laki-laki. Seorang perempuan Iran kelahiran Inggris pernah dipenjarakan setelah menonton pertandingan bola voli. Setelah menuai banyak kecaman, pemerintah Iran melunak dengan aturannya dengan membolehkan perempuan menonton pertandingan olah raga yang "tidak terlalu maskulin."
Laporan kondisi hak asasi manusia di Iran yang diumumkan Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran menyatakan situasi HAM di Iran semakin memburuk sekalipun Presiden berjanji memperbaiki kemerdekaan warganya.
INDEPENDENT.CO.UK | MARIA RITA