TEMPO.CO, Ankara - Negara-negara di dunia, terutama negara maju, sempat terkejut saat mendengar kabar bahwa terjadi kudeta oleh militer terhadap pemerintah Turki yang sah pada Jumat malam, 15 Juli 2016, waktu setempat. Selain dianggap tidak konstitusional, kudeta dikhawatirkan menghambat pasokan energi dari Turki.
Ketakutan itu sangat beralasan, karena Turki, sebagaimana dilaporkan FOX Business, merupakan pintu gerbang pasokan minyak, gas, dan gandum ke pasar dunia. Ketika terjadi kudeta, pihak keamanan Turki menutup Selat Bosphorus untuk jalur pelayaran pada Sabtu, 16 Juli 2016. Padahal jalur tersebut merupakan lalu lintas penting untuk pengiriman komoditas dari Rusia, Asia Tengah, dan Eropa.
Bahkan, beberapa jam pascakudeta gagal, tulis media, harga minyak di beberapa negara melonjak hingga 5 persen. Kejadian ini pun membuatkan Uni Eropa ketar-ketir.
FOX Business melaporkan, fakta bahwa Turki memiliki peran kunci sebagai negara transit untuk minyak, gandum, gas alam, dan emas terhadap pasar dunia tidak bisa dipungkiri.
Bosphorus adalah salah satu checkpoint sangat penting dunia untuk transit minyak. Lebih dari 3 persen suplai dunia atau 3 juta barel minyak per hari dikirim melalui selat ini, terutama dari Rusia dan Teluk Kaspia. Kedua kawasan berjarak 17 mil laut atau sekitar 27 kilometer melalui Selat Bosphorus bila ingin menuju Laut Hitam, Laut Marmara, dan Mediterania.
Rute ini juga sangat penting bagi Rusia, Ukraina, dan Kazakhstan dalam memasarkan komoditasnya ke pasar dunia. Ketika jalur lalu lintas di selat ini ditutup beberapa jam oleh aparat Turki demi alasan keamanan, mereka mengeluh.
"Sekitar seperempat ekspor gandum dunia dikirim dari pelabuhan yang ada di Laut Hitam," tulis FOX Business.
Menurut pemerintah Amerika Serikat, sekitar 48 ribu kapal laut transit di Selat Bosphorus setiap tahun, membuat kawasan ini menjadi salah satu pintu gerbang pelayaran tersibuk di dunia. Pelayaran komersial memiliki hak melintas bebas melalui teluk di masa damai, meskipun Turki mengklaim berhak menerapkan regulasi demi keselamatan dan lingkungan.
FOX BUSINESS | CHOIRUL AMINUDDIN